Sekelompok remaja putra sambil bergurau satu per satu memegang aneka jenis ular. Ada ular bewarna kuning, ular bewarna hitam keabu-abuan, bewarna batik, dan warna lainnya.


Sesekali ular-ular tersebut sengaja melingkar-lingkar di leher para remaja yang agaknya kalangan pencinta reptil tersebut, bahkan ada ular relatif besar yang melilit hampir seluruh tubuh seorang remaja tersebut. Kendati demikian, remaja itu tetap tersenyum ceria.

Sesekali para remaja putra tersebut mendekat ke rombongan ibu pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin yang saat berada di lokasi tersebut, Sabtu (13/9) lalu, serta-merta ibu-ibu berlari ke sana kemari ketakutan.

"Jangan memegang, untuk melihat saja sudah geli dan ngeri," kata seorang ibu yang datang ke lokasi tersebut dalam kaitan peresmian pengoperasian Kebun Binatang "Banjar Bungas" yang dikelola Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin tersebut.

Kebun binatang seluas 1,5 hektare tersebut, memang hari itu diresmikan oleh Wali Kota Banjarmasin Haji Muhidin yang didampingi Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) setempat Zulfadlie Gajali dan para pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pemkot setempat.

Selain ada kelompok remaja bermain ular, di lokasi tersebut juga terlihat ada sekelompok remaja putra dan putri lagi bermain satwa musang dan tupai yang tampak jinak, bahkan ada pula yang bermain dengan aneka jenis kucing dan ayam hias.

Melihat asyiknya kelompok remaja tersebut bermain ular, Wali Kota Muhidin mencoba mendekat. Pertama terlihat ekspresi mukanya rada-rada takut. Namun, setelah memegang ular agak besar bewarna kuning keputihan yang dikenal sebagai jenis ular yang disebut Ball Python tersebut, dia tampak lebih berani.

Bahkan, Wali Kota meminta para pencinta reptil untuk diberikan dua ekor sekaligus. Dengan beraninya Wali Kota memegang kedua ular tersebut, satunya dilingkarkan ke lehernya, satu lagi dimainkan di tangan kanan.

Sesekali Wali Kota mendekati para pejabat dan ibu-ibu, serta-merta lagi ibu-ibu berteriak ketakutan. Begitu pula, para pejabat lainnya ada yang takut, tetapi ada pula yang coba-coba memberanikan diri.

"Wali Kota saja berani, masa kita takberani," kata Sekdako Banjarmasin Zulfadli Gajali seraya mengambil juga dua ekor ular, di antaranya jenis sanca batik yang juga besar.

Melihat kedua petinggi pemkot tersebut bermain ular, kian banyak saja hadirin yang berani mendekat, bahkan ular-ular tersebut menjadi ajang untuk berfoto ria.

Memang di kebun binatang yang berada dalam kota berpenduduk sekitar 700.000 jiwa tersebut terdapat zona reptil, termasuk ular di dalamnya, juga ada biawak, buaya, dan jenis reptil lainnya.

Wali Kota Muhidin merasa bangga adanya kebun binatang tersebut. Menurut dia, dengan adanya kebun binatang itu, kian menambah kesemarakan Kota Banjarmasin yang sudah dikenal sebagai kota tujuan wisata di Tanah Air.

"Saya meminta ke depan kebun binatang ini kian dilengkapi aneka koleksi satwa yang ada di Nusantara, bahkan kalau perlu ada satwa yang berasal dari luar negeri," katanya.

Sebab, tambahnya, keberadaan sebuah kebun binatang tidak saja akan menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia wisata sekaligus menjadi ajang pendidikan dan penelitian.

Apalagi, jika memang terwujud di lokasi ini ada penangkaran binatang Bekantan (Nasalis larvatur) yang merupakan jenis satwa langka berhidung panjang yang menjadi "maskot" bidang fauna Provinsi Kalsel.

Maskot Kalsel bidang floranya adalah tanaman kasturi (Mangifera Kasturi Delmiyana) yang jenis mangga-manggaan buahnya kecil bewarna merah kehitaman jiga sudah masak dan warna hijau selagi muda.

Berdasarkan keterangan upaya penangkaran bekantan tersebut, pihak pengelola kebun binatang akan bekerja sama dengan sebuah komunitas Bekantan Kalimantan yang dinamakan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).

"Sahabat Bekantan Indonesia sendiri menyatakan bersedia kerja sama tersebut, bahkan suatu kebanggaan karena kian banyak yang akan mencintai satwa yang hanya hidup di Pulau Kalimantan tersebut," kata anggota SBI Amalia.

Amalia yang berada di lokasi tersebut bersama anggota SBI lain berjanji akan menjadikan Kebun Binatang Banjar Bungas ini sebagai pusat rehabilitasi parimata jenis bekantan sekaligus sebagai objek penelitian dan pendidikan.

Amalia mengakui populasi bekantan di daratan Kalsel terus berkurang setelah banyaknya habitat mereka yang tergusur lantaran penebangan kayu dan pertambangan serta perkebunan.

Melihat kenyataan tersebut, pihak SBI berusaha menyelamatkan satwa yang juga sering disebut sebagai "kera bule" yang masih tertinggal dan juga berusaha menangkarkannya.



Kerja Sama KBS



Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Doyo Pudjadi kepada wartawan di Banjarmasin mengakui keberadaan kebun binatang tersebut untuk menyemarakkan dunia keparwisataan kota tersebut.

Menurut Doyo Pudjadi, kebun binatang yang terletak di Kompleks Zahri Saleh, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, tersebut sebagai objek wisata alternatif di kota itu.

Warga Banjarmasin agaknya lebih banyak berwisata ke pusat perbelanjaan seperti mal. "Akan tetapi, warga juga harus disediakan objek wisata yang murah meriah, ya, kebun binatang ini," kata Doyo Pudjadi.

Mengenai kebun binatang, disebutkan bahwa pengelolaannya akan dilakukan dengan bekerja sama dengan Kebun Binatang Surabaya (KBS), terutama untuk jenis hewan-hewan tertentu yang di KBS ada kelebihan jumlahnya.

Diakuinya dalam pengelolaan dan pemeliharaan satwa, pihaknya belum begitu berpengalaman. Oleh karena itu, pengelolaan ini dikerjasamakan dengan KBS. Semoga lokasi ini lebih bisa berkembang.

Di lokasi kebun binatang ini terdapat sepuluh zona, yakni zona reptil, zona primata, zona burung, dan zona ikan, serta zona-zona lainnya yang menyebar di areal seluas 1,5 hektare.

Lokasi ini juga dilengkapi dengan tempat mandi dan toilet, tempat ibadah, warung cendera mata, serta rumah makan yang menyajikan menu serbamasakan jamur.

"Kami berharap kebun binatang ini akan menjadi pilihan masyarakat bertamasya sebagai alternatif selain ke pusat perbelanjaan atau mal," katanya.

Lokasi ini mudah dijangkau, pertama masih dalam kota, kemudian akses jalan mudah karena jalan beraspal sampai ke lokasi. Naik angkot juga hanya sekali dari terminal kota sehingga tidak menyulitkan untuk mengunjungi lokasi tersebut.

Agar lokasi ini nyaman, sungai-sungai yang ada di lokasi ini akan dibenahi, akan dilengkapi dengan aneka tanaman hias, dan pohon-pohon peneduh yang rindang.

"Lokasi ini memang sudah terlihat rindang, hingga terasa dingin, tetapi ke depan akan ditambah lagi pohon-pohon rindang ini agar pengunjung bisa terlidungi dari panasnya sinar mentari," tambahnya.

Pada waktu-waktu tertentu, seperti Sabtu dan Minggu, lokasi ini bisa digelar atraksi atau pertunjukan, baik seni budaya tradisional maupun atraksi wisata lainnya.
   

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014