Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Anggota DPR-RI, Habib Nabiel Fuad Almusawa berpendapat, Joko Widodo atau Jokowi semestinya tidak ragu memakai mobil Esemka menjadi mobil dinas presiden.


Pasalnya menurut legislator asal daerah pemilihan Kalimantan Selatan itu kepada wartawan di Banjarmasin, Jumat Esemka turut mengantarkan Jokowi yang pengusaha terpilih di negeri ini.

Karena itu, lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, sudah sepatutnya bila Jokowi mengantarkan Esemka menjadi mobil nasional yang berkualitas yang menguasai pasar mobil di negeri ini.

"Jangan ragu berpihak pada produk karya anak bangsa. Awali keberpihakan itu dengan memakai Esemka sebagai mobil dinas presiden," tegasnya mengomentari penolakan Jokowi terhadap pengadaan mobil Mercy untuk pejabat negara.

Sebagaimana pemberitaan, pemerintah sebelumnya menetapkan Mercedes-Benz sebagai pemenang lelang pengadaan mobil dinas menteri, pejabat setingkat menteri, mantan presiden, dan mantan wakil presiden.

Nilai tender itu sebesar Rp91,94 miliar. Tender dilakukan untuk pengadaan 72 mobil Mercy tipe E-Class 400. Namun tender tersebut kemudian dibatalkan karena ditolak oleh publik dan Jokowi sendiri.

Menurut alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat itu, dengan pembatalan atau penolakan tersebut terbuka peluang bagi Esemka untuk menggantikannya.

Namun hal tersebut belum diputuskan oleh Jokowi. Keputusannya baru akan diambil setelah tanggal 20 Oktober 2014, pascapengucapan sumpah/janji sebagai Presiden RI.

"Mengapa menunggu sampai pascatanggal 20 Oktober? Penundaan keputusan itu menunjukkan bahwa Jokowi mungkin masih ragu terhadap Esemka," katanya.

Keputusan menggunakan Esemka sebagai mobil dinas kepresidenan, menurutnya, merupakan simbol keberpihakan Jokowi kepada produk dalam negeri. "Jangan tunggu sampai 20 Oktober untuk komitmen keberpihakan kepada produk dalam negeri," ujarnya.

Ia mengungkapkan, sebagaimana pemberitaan, produsen mobil Esemka PT Solo Manufaktur Kreasi (PT SMK) sudah berupaya meningkatkan kualitas mobil nasional (mobnas) tersebut.

"Di tahun ini (PT.SMK) rencananya akan meluncurkan varian baru Esemka Rajawali generasi 2014. Varian baru ini merupakan hasil pembenahan varian sebelumnya, baik pada mesin maupun interior dan eksterior," ungkapnya.

Selain kualitas, PT SMK juga berupaya menambah jumlah produksi dari 80 unit pada 2013 menjadi 500 unit pada pertengahan 2014 - 2015. Langkah itu direalisasikan dengan menambah jumlah lokasi produksi dan atau pelayanan di sejumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia.

PT SMK mengaku memiliki 33 lokasi produksi dan atau pelayanan hingga April 2014. Pabrikan Esemka itu memasang target penambahan lokasi mencapai 580 titik hingga akhir 2015.

"Pemerintah harus turun tangan agar ada kelanjutan produksi mobil Esemka sampai bisa diproduksi massal. Hal ini karena produksi mobil memerlukan ribuan perangkat pendukung," demikian Habib Nabiel.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014