Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengungkapkan proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi, Bali, akan dilengkapi lajur untuk motor.
"Seperti halnya tol pertama yang ada di Bali, Tol Gilimanuk-Mengwi ini juga akan dilengkapi dengan lajur motor yakni di seksi 2 dan 3," ujar Anggota BPJT Unsur Akademisi, Eka Pria Anas dalam acara market sounding virtual di Jakarta, Rabu.
Menurut Eka, jalan tol ini direncanakan akan dibagi menjadi tiga seksi, di mana Seksi 1 sepanjang 54 km pertama dari Gilimanuk, dan panjang seksi 2 dan 3 tol dibagi rata sekitar 20 km setelah dari seksi 1 yang berakhir di KM 54.
Biaya konstruksi tol ini perkiraan awalnya sekitar Rp14,2 triliun, dan biaya investasi sekitar Rp19,36 triliun. Masa konsesi Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ini 45 tahun.
"Pembangunan ruas tol Gilimanuk-Mengwi ini akan dimulai di seksi 2 dan 3 yang mendekati ke arah Denpasar pada tahun 2021 dengan tahun operasi diasumsikan pada akhir 2022," kata Eka.
Lebih lanjut dia menjelaskan, sedangkan untuk seksi 1 jalan tol ini akan dibangun pada 2022, usai seksi 2 dan 3 tol tersebut beroperasi, karena lebih panjang sehingga membutuhkan waktu lebih lama dan diharapkan dapat beroperasi pada 2024.
"Perkiraan lintas harian kendaraan pada tahun 2022 saat seksi 2 dan 3 tol ini dioperasikan sekitar 50 ribu kendaraan per hari, termasuk mobil dan motor," ujar Eka.
Anggota BPJT tersebut juga berharap pada Juni 2021 sudah ada penandatanganan perjanjian kerja sama atau PPJT, sehingga diikuti dengan dimulainya konstruksi sekitar kuartal III atau IV 2021.
Trase jalan tol Gilimanuk-Mengwi ini dimulai dari wilayah Gilimanuk yang memiliki pelabuhan Ferry antar Pulau dan menyusuri wilayah selatan Bali sampai ke Denpasar yakni di sekitar wilayah Mengwi.
Sasaran tol Gilimanuk-Mengwi adalah untuk melayani akses kepada kawasan-kawasan pariwisata, termasuk yang ada di Kabupaten Badung tentunya yang paling banyak, kemudian juga wilayah Tabanan dan Kabupaten Jembrana.
Proyek jalan tol ini sudah mempertimbangkan rencana tata ruang dan wilayah Bali periode 2009-2029, sehingga akses kepada kawasan wisata menjadi lebih baik dan lancar.
"Diharapkan dapat meningkatkan jumlah turis atau wisatawan ke Bali yang selama ini memang sudah menjadi favorit, namun mungkin bisa ditingkatkan lagi terutama di daerah-daerah sebelum Badung, seperti Jembrana maupun Tabanan," ujar Eka Pria Anas.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Seperti halnya tol pertama yang ada di Bali, Tol Gilimanuk-Mengwi ini juga akan dilengkapi dengan lajur motor yakni di seksi 2 dan 3," ujar Anggota BPJT Unsur Akademisi, Eka Pria Anas dalam acara market sounding virtual di Jakarta, Rabu.
Menurut Eka, jalan tol ini direncanakan akan dibagi menjadi tiga seksi, di mana Seksi 1 sepanjang 54 km pertama dari Gilimanuk, dan panjang seksi 2 dan 3 tol dibagi rata sekitar 20 km setelah dari seksi 1 yang berakhir di KM 54.
Biaya konstruksi tol ini perkiraan awalnya sekitar Rp14,2 triliun, dan biaya investasi sekitar Rp19,36 triliun. Masa konsesi Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ini 45 tahun.
"Pembangunan ruas tol Gilimanuk-Mengwi ini akan dimulai di seksi 2 dan 3 yang mendekati ke arah Denpasar pada tahun 2021 dengan tahun operasi diasumsikan pada akhir 2022," kata Eka.
Lebih lanjut dia menjelaskan, sedangkan untuk seksi 1 jalan tol ini akan dibangun pada 2022, usai seksi 2 dan 3 tol tersebut beroperasi, karena lebih panjang sehingga membutuhkan waktu lebih lama dan diharapkan dapat beroperasi pada 2024.
"Perkiraan lintas harian kendaraan pada tahun 2022 saat seksi 2 dan 3 tol ini dioperasikan sekitar 50 ribu kendaraan per hari, termasuk mobil dan motor," ujar Eka.
Anggota BPJT tersebut juga berharap pada Juni 2021 sudah ada penandatanganan perjanjian kerja sama atau PPJT, sehingga diikuti dengan dimulainya konstruksi sekitar kuartal III atau IV 2021.
Trase jalan tol Gilimanuk-Mengwi ini dimulai dari wilayah Gilimanuk yang memiliki pelabuhan Ferry antar Pulau dan menyusuri wilayah selatan Bali sampai ke Denpasar yakni di sekitar wilayah Mengwi.
Sasaran tol Gilimanuk-Mengwi adalah untuk melayani akses kepada kawasan-kawasan pariwisata, termasuk yang ada di Kabupaten Badung tentunya yang paling banyak, kemudian juga wilayah Tabanan dan Kabupaten Jembrana.
Proyek jalan tol ini sudah mempertimbangkan rencana tata ruang dan wilayah Bali periode 2009-2029, sehingga akses kepada kawasan wisata menjadi lebih baik dan lancar.
"Diharapkan dapat meningkatkan jumlah turis atau wisatawan ke Bali yang selama ini memang sudah menjadi favorit, namun mungkin bisa ditingkatkan lagi terutama di daerah-daerah sebelum Badung, seperti Jembrana maupun Tabanan," ujar Eka Pria Anas.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020