Paringin, (Antaranews Kalsel) - Nelayan di Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan resah maraknya penangkapan ikan secara ilegal dengan melakukan penyetruman yang mengakibatkan ikan maupun anak ikan mati.


Kepala Bidang Perikanan Dinas Perikanan Kabupaten Balangan, Rudy Fitriansyah di Balangan, Jumat mengatakan, penyetruman ikan juga mengakibatkan berkurangnya stok ikan lokal asli Balangan.

Apalagi, kata dia, Pemkab Balangan melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Peternakan dan Perikanan, kini sedang gencar-gencarnya melakukan penyebaran bibit ikan di sungai dan danau.

"Penyetruman di Balangan sudah sangat meresahkan, karena mengakibatkan terjadinya kelebihan penangkapan ikan (Over fishing) oleh masyarakat, bahkan tak jarang pakai racun maupun bom," katanya.

Kegiatan tersebut, kata dia, merusak habitat ikan, apalagi yang masih bibit. Perlengkapan menangkap ikan oleh oknum pun kian canggih dan bermodal.

Saat menyetrum, misalnya, mereka tak lagi menggunakan baterai atau aki, tapi sudah pakai genset, sehingga sangat berbahaya dan bisa merusak ekosistem di sungai.

Sebetulnya, kata Rudy, tim pengawas telah dibentuk dan sebelumnya sudah terbentuk, namun masih belum bisa berbuat banyak dikarenakan belum ada aturan pasti untuk penindakan.

Sebelumnya, Bupati setempat Sefek Effendie juga menyoroti pelestarian ikan lokal, Bupati Menilai, danau dan setiap perairan adalah potensi yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bersama, untuk kesejahteraan bersama.

"Jangan hanya mengandalkan pemerintah saja untuk memelihara, masyarakat sendiri adalah pihak yang paling berkepentingan dan paling merasakan manfaat perairan dan juga paling merasakan akibatnya bila perairan atau potensi-potensi di dalamnya rusak," katanya.

Ditegaskan Sefek, peran serta masyarakat, serta kesinergian upaya dengan pemerintah, dalam melindungi, merehabilitasi, memanfaatkan dan memperkaya sumber daya perikanan juga sangat penting.

"Saya harap masyarakat selalu turut aktif memelihara danau, sungai maupun sumber daya perikanan lainnya," katanya.

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014