Kotabaru, (AntaranewsKalsel) - Perusahaan tambang bijih besi PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO), mencari bibit olahragawan melalui pemutaran film layar lebar berjudul "Cahaya Dari Timur", sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap pengembangan bidang olah raga di daerah.
"Untuk mendapatkan bibit olahragawan, khususnya untuk sepak bola, PT. SILO melakukan pemutaran film dan coaching clinic bagi guru-guru olahraga di sekolah-sekolah dasar, terutama di Pulau Sebuku," tambahnya.
Selain sepak bola, SILO juga telah peduli bahkan, menjadi bapak angkat cabang olah raga, seperti bola basket, dan yang lainnya.
"Beberapa tahun lalu kita juga telah mengirim beberapa orang anak yang memiliki potensi untuk menjadi pemain bola basket ke Blitar, Jawa Timur, dan sykurlah sebagian mereka kini sudah menjadi pemain basket nasional.
Melalui pemutaran film layar lebar ini, SILO bisa memberikan yang terbaik bagi daerah, khususnya bidang olahraga.
Film Cahaya dari Timur, Beta Maluku, oleh PT. Visinema Pictures yang ditayangkan di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia mulai 19 Juni itu diangkat dari kisah nyata seorang "Sani Tawainella".
Sani pulang kampung setelah gagal merintis karir sebagai pesepakbola profesional. Ia kemudian menghidupi keluarganya dengan mengojek.
Di tengah situasi konflik antaragama di Maluku, Sani, berkeinginan untuk menyelamatkan anak-anak di kampungnya melalui sepak bola. Diantara kesulitan hidup dan pilihan antara keluarga atau sepak bola, Ia ditugaskan membawa timnya mewakili Maluku di kejuaraan nasional.
Keputusan Sani membaurkan anak-anak yang berbeda agama dalam satu tim menyebabkan perpecahan, dan ia dihadapkan trauma kegagalan masa lalu dan kesempatan untuk membawa cerita baik bagi Maluku.
Sosok inspiratif Sani yang asli akan mengajar guru-guru olarh raga dan murid-murid SD dalam coaching clinic. Dalam mengajar Sanbi dibantu Masdar Nurriza, Headmaster of School Real Madrid Foundation Barito yangf pernah berprestasi dua kali terpilih sebagai coach teacher terbaik se-Indonesia oleh Spanyol.
Sementara itu, Chicco Jerikho, pemeran tokoh yang bernama Sani Tawainella, mengaku mendapatkan ilmu baru, terutama ilmu kehidupan, setelah memerankan tokoh inspiratif tersebut.
Bahkan, dalam proses pembuatan film Cahaya Dari Tumur Beta Maluku, Ia harus tinggal bersama Sani di Maluku selama tujuh bulan.
"Dua bulan proses pembuatan film, sisanya untuk mengetahui keseharian Sani, bagaiamana ia mengojek untuk menghidupi keluarganya dan bagaiamana ia menyatukan anak-anak yang berlainan agama dalam satu tim sepak bola, ditengah situasi konflik," ujar Chicco.
Berkat keberhasilannya memerankan Cahaya Dari Timur Beta Maluku, Chicco dinobatkan oleh pemerintah daerah setempat, menjadi duta wisata Maluku.
Ia menambahkan, ia bersama tokoh, dan pemeran lain, serta tim film Cahaya Dari Timur Beta Maluku, mengaku bangga, karena film tersebut telah diputar 100 kota di Indonesia, dan di 35 negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
"Untuk mendapatkan bibit olahragawan, khususnya untuk sepak bola, PT. SILO melakukan pemutaran film dan coaching clinic bagi guru-guru olahraga di sekolah-sekolah dasar, terutama di Pulau Sebuku," tambahnya.
Selain sepak bola, SILO juga telah peduli bahkan, menjadi bapak angkat cabang olah raga, seperti bola basket, dan yang lainnya.
"Beberapa tahun lalu kita juga telah mengirim beberapa orang anak yang memiliki potensi untuk menjadi pemain bola basket ke Blitar, Jawa Timur, dan sykurlah sebagian mereka kini sudah menjadi pemain basket nasional.
Melalui pemutaran film layar lebar ini, SILO bisa memberikan yang terbaik bagi daerah, khususnya bidang olahraga.
Film Cahaya dari Timur, Beta Maluku, oleh PT. Visinema Pictures yang ditayangkan di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia mulai 19 Juni itu diangkat dari kisah nyata seorang "Sani Tawainella".
Sani pulang kampung setelah gagal merintis karir sebagai pesepakbola profesional. Ia kemudian menghidupi keluarganya dengan mengojek.
Di tengah situasi konflik antaragama di Maluku, Sani, berkeinginan untuk menyelamatkan anak-anak di kampungnya melalui sepak bola. Diantara kesulitan hidup dan pilihan antara keluarga atau sepak bola, Ia ditugaskan membawa timnya mewakili Maluku di kejuaraan nasional.
Keputusan Sani membaurkan anak-anak yang berbeda agama dalam satu tim menyebabkan perpecahan, dan ia dihadapkan trauma kegagalan masa lalu dan kesempatan untuk membawa cerita baik bagi Maluku.
Sosok inspiratif Sani yang asli akan mengajar guru-guru olarh raga dan murid-murid SD dalam coaching clinic. Dalam mengajar Sanbi dibantu Masdar Nurriza, Headmaster of School Real Madrid Foundation Barito yangf pernah berprestasi dua kali terpilih sebagai coach teacher terbaik se-Indonesia oleh Spanyol.
Sementara itu, Chicco Jerikho, pemeran tokoh yang bernama Sani Tawainella, mengaku mendapatkan ilmu baru, terutama ilmu kehidupan, setelah memerankan tokoh inspiratif tersebut.
Bahkan, dalam proses pembuatan film Cahaya Dari Tumur Beta Maluku, Ia harus tinggal bersama Sani di Maluku selama tujuh bulan.
"Dua bulan proses pembuatan film, sisanya untuk mengetahui keseharian Sani, bagaiamana ia mengojek untuk menghidupi keluarganya dan bagaiamana ia menyatukan anak-anak yang berlainan agama dalam satu tim sepak bola, ditengah situasi konflik," ujar Chicco.
Berkat keberhasilannya memerankan Cahaya Dari Timur Beta Maluku, Chicco dinobatkan oleh pemerintah daerah setempat, menjadi duta wisata Maluku.
Ia menambahkan, ia bersama tokoh, dan pemeran lain, serta tim film Cahaya Dari Timur Beta Maluku, mengaku bangga, karena film tersebut telah diputar 100 kota di Indonesia, dan di 35 negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014