Batulicin,(Antaranews Kalsel) - Sebagai upaya untuk menanggulangi penyakit malaria di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) pemerintah daerah bekerjasama dengan Univeritas Yayasan Rumah Sakit Indonesia (UYARSI) Jakarta.
Bupati Tanbu, Mardani H Maming mengatakan kerja sama pemerintah daerah dengan pihak UYARSI dalam membangun jaringan informasi tersebut merupakan langkah yang strategis sebagai upaya deteksi dini munculnya penyakit malaria ditengah-tengah masyarakat.
"Target dari kerja sama itu sendiri, untuk implementasinya agar ketika ada daerah yang menjadi endemi malaria cepat teratasi," kata Mardani.
Dengan kerjasama itu diharapkan memberi dampak positif terhadap sistem pencegahan munculnya penyakit malaria secara cepat dan lebih efisien.
"Ini salah satu langkah Pemerintah Daerah dalam berbenah meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat di bidang kesehatan. Supaya target kesejahteraan dan pembangunan melalui program Millennium Development Goals (MDGs) 2015 nantinya bisa terwujud," katanya.
Keberadaan UYARSI dalam kerjasama tersebut akan lebih dititik beratkan untuk menyediakan Sofwer atau membangun sistem jaringan secara online guna mempermudah pegiriman data-data terkait jumlah penderita dan upaya penanggulangan penyakit malaria dari tingkat desa dan tingkat kecamatan ke tingkat kabupaten.
Data-data tersebut nantinya akan jadi referensi atau bahan evaluasi penangulangan penyakit malaria yang lebih baik dimasa datang.
Kerjasama dengan UYARSI rencananya masih akan dimulai memberi pelatihan terhadap tenaga kesehatan terkait teknik pembuatan laporan melalui sistem jaringan informasi kesehatan
tersebut.
Pelatihan tersebut setidaknya akan dimulai secepatnya pada tahun ini seiring penyusunan atau pembuatan sofwer yang akan dilakukan oleh pihak UYARSI.
Ketersiapan SDM tentunya sangat dibutuhkan dalam sistem pengoperasian jaringan informasi tersebut. Supaya pencegahan
penyakit malaria lebih tepat sasaran,"
katanya.
Secara terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanbu, H Damrah di Batulicin juga sangat berharap agar masyarakat
bisa proaktif mencegah munculnya penyakit malaria.
Kebiasaan hidup bersih khususnya pada saat datangnya musim hujan harus lebih ditingkatkan dengan prilaku 3M yaitu, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi se cara rutin, dan mengubur botol-botol atau kaleng yang berpotensi menjadi tempat genangan air dan sarang perkembangbiakan
nyamuk.
"Prilaku hidup seperti ini harus selalu
disosialisasikan pada seluruh anggota keluarga. Termasuk saar tidur
malam kita harus senantiasa menggunakan kelambu yang mengandung zat insektisida supaya terhindar dari gigitan nyamuk yang
membahayakan," jelas Damrah.
Iapun mengakui bahwa sebelum adanya kerjasama antara Pemda Tanbu dengan pihak UYARSI tersebut, berbagai upaya pencegahan malaria juga telah dilakukan.
Antaralain melalui sistem pemberantasan nyamuk dewasa dengan teknik penyemprotan (Fogging), survey Entimologi
untuk mengetahui prilaku nyamuk, pembagian kelambu berinteksida,
memberi penyuluhan masyarakat, dan penelitian Epidemiologi atau
studi tentang seberapa sering penyakit malaria tersebut terjadi disetiap kelompok orang yang berbeda.
"Terkait kerjasama dengan pihak UYARSI sementara masih kita lakukan untuk teknik membuat laporan
penangulangan malaria berbasis internet. Namun kedepanya akan terus
kita kembangkan dalam hal pelaporan bidang kesehatan yang lain," katanya. (Adv/Tanbu/ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Bupati Tanbu, Mardani H Maming mengatakan kerja sama pemerintah daerah dengan pihak UYARSI dalam membangun jaringan informasi tersebut merupakan langkah yang strategis sebagai upaya deteksi dini munculnya penyakit malaria ditengah-tengah masyarakat.
"Target dari kerja sama itu sendiri, untuk implementasinya agar ketika ada daerah yang menjadi endemi malaria cepat teratasi," kata Mardani.
Dengan kerjasama itu diharapkan memberi dampak positif terhadap sistem pencegahan munculnya penyakit malaria secara cepat dan lebih efisien.
"Ini salah satu langkah Pemerintah Daerah dalam berbenah meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat di bidang kesehatan. Supaya target kesejahteraan dan pembangunan melalui program Millennium Development Goals (MDGs) 2015 nantinya bisa terwujud," katanya.
Keberadaan UYARSI dalam kerjasama tersebut akan lebih dititik beratkan untuk menyediakan Sofwer atau membangun sistem jaringan secara online guna mempermudah pegiriman data-data terkait jumlah penderita dan upaya penanggulangan penyakit malaria dari tingkat desa dan tingkat kecamatan ke tingkat kabupaten.
Data-data tersebut nantinya akan jadi referensi atau bahan evaluasi penangulangan penyakit malaria yang lebih baik dimasa datang.
Kerjasama dengan UYARSI rencananya masih akan dimulai memberi pelatihan terhadap tenaga kesehatan terkait teknik pembuatan laporan melalui sistem jaringan informasi kesehatan
tersebut.
Pelatihan tersebut setidaknya akan dimulai secepatnya pada tahun ini seiring penyusunan atau pembuatan sofwer yang akan dilakukan oleh pihak UYARSI.
Ketersiapan SDM tentunya sangat dibutuhkan dalam sistem pengoperasian jaringan informasi tersebut. Supaya pencegahan
penyakit malaria lebih tepat sasaran,"
katanya.
Secara terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanbu, H Damrah di Batulicin juga sangat berharap agar masyarakat
bisa proaktif mencegah munculnya penyakit malaria.
Kebiasaan hidup bersih khususnya pada saat datangnya musim hujan harus lebih ditingkatkan dengan prilaku 3M yaitu, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi se cara rutin, dan mengubur botol-botol atau kaleng yang berpotensi menjadi tempat genangan air dan sarang perkembangbiakan
nyamuk.
"Prilaku hidup seperti ini harus selalu
disosialisasikan pada seluruh anggota keluarga. Termasuk saar tidur
malam kita harus senantiasa menggunakan kelambu yang mengandung zat insektisida supaya terhindar dari gigitan nyamuk yang
membahayakan," jelas Damrah.
Iapun mengakui bahwa sebelum adanya kerjasama antara Pemda Tanbu dengan pihak UYARSI tersebut, berbagai upaya pencegahan malaria juga telah dilakukan.
Antaralain melalui sistem pemberantasan nyamuk dewasa dengan teknik penyemprotan (Fogging), survey Entimologi
untuk mengetahui prilaku nyamuk, pembagian kelambu berinteksida,
memberi penyuluhan masyarakat, dan penelitian Epidemiologi atau
studi tentang seberapa sering penyakit malaria tersebut terjadi disetiap kelompok orang yang berbeda.
"Terkait kerjasama dengan pihak UYARSI sementara masih kita lakukan untuk teknik membuat laporan
penangulangan malaria berbasis internet. Namun kedepanya akan terus
kita kembangkan dalam hal pelaporan bidang kesehatan yang lain," katanya. (Adv/Tanbu/ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014