Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Masyarakat Desa Sungai Durait Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan kini memiliki bangunan mesjid megah yang dibangun secara swadaya dan gotong-royong dengan biaya lebih dari Rp1 miliar.


"Ini bukti, bahwa gotong royong dan kebersamaan di masyarakat masih sangat kuat, dan dengan semangat tersebut kami mampu mewujudkan pembangunan untuk kepentingan bersama," kata salah seorang pengurus Mesjid Al Badar, Ismed di Amuntai, Selasa.

Menurut dia, pembangunan tersebut berhasil diselesaikan dalam waktu tiga tahun dari dana yang sebagian besar berasal dari sumbangan masyarakat sekitarnya.

Menurut Badar dari Rp1 miliar yang dihimpun hanya sekitar Rp50 juta bantuan pemerintah daerah.

"Sebagian besar hasil sumbangan warga sekitar dan sebagian lagi dari hasil sumbangan di tepi jalan," katanya.

Bantuan dana juga datang dari Warganya yang bermukim dan bekerja di Arab Saudi yang juga masih memiliki jiwa kebersamaan dan kegotong-royongan.

Meski demikian, masjid tersebut perlu dibangunkan beberapa sarana yang belum sempat dituntaskan karena panitia sudah kehabisan dana bahkan memiliki hutang sebesar Rp8 juta.

"Masih ada tempat wudhu di depan mesjid dan pintu pagar yang belum dibangun," jelasnya.

Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan kedua sarana tersebut, kata Ismed diperkirakan mencapai Rp250 juta.

Maka seiring kunjungan safari Ramadan bupati dan rombongan pejabat pemerintah daerah ke mesjid Al Badar, pengurus Pemkab membantu penyelesaian pembangunan masjid tersebut.

Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) H Abdul Wahid mengatakan akan membantu mencarikan solusi bagi kelanjutan pembangunan masjid.

"Berdasarkan peraturan, maka pemerintah daerah tidak boleh memberikan dana bantuan dalam waktu dua tahun berturut-turut, namun akan kita carikan solusinya," Kata Wahid.

Untuk sementara, katanya secara pribadi membantu Rp5 juta untuk menutupi hutang panitiadan Rp5 juta bagi pembinaan kelompok habsy setempat.

Wahid berharap dengan dibangunnya Mesjid Al Badar ini, selain menjadi tempat melaksanakan kegiatan ibadah sholat berjama`ah, majelis ta`lim dan dzikir dan sebagainya juga bisa menjadi pusat kegiatan sosial kemasyarakatan.

"Mesjid harus difungsikan secara maksimal agar pembangunannya tidak sia-sia," ujar Wahid.

Rustam, salah seorang warga mengatakan, nilai-nilai kebersamaan dan gotong-royong masyarakat Sungai Durait Tengah dan desa sekitarnya memang masih cukup tinggi.

"Kegiatan apa pun yang dilaksanakan di desa mereka, pasti warga pasti bahu-membahu melaksanakannya" terang Rustam yang pernah beberapa kali bertugas meliput di desa tersebut.

Ia menuturkan, warga setempat pernah mempersipkan keperluan untuk acara penilaian lomba desa di tempat tinggal mereka padahal waktu yang tersisa hanya satu hari.

Namun, kata Rustam warga ternyata mampu mempersiapkannya berkat adanya semangat kebersamaan dan kegotong-royongan tersebut.

Nilai-nilai kebersamaan semacam ini, katanya harus terus dipertahankan oleh masyarakat dan menjadi contoh bagi masyarakat lainnya sebagai modal berharga dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program pembangunan di desa mereka

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014