Banjarmasin,  (AntaranewsKalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan Haji Rudy Ariffin menilai kesehatan gigi dan mulut di provinsinya selama ini terkesen kurang memasyarakat.

Padahal kesehatan gigi dan mulut itu penting, ujarnya menanggapi pemandangan umum fraksi-fraksi dewan terhadap Raperda retribusi pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Gusti Hasan Aman, di Banjarmasin, Senin.

Bahkan ada instansi dalam melakukan penerimaan pegawai memasukan kesehatan gigi dan mulut sebagai persyaratan, lanjutnya pada rapat paripurna DPRD Kalsel yang dipimpin wakil ketuanya H Riswandi.

Namun dalam tanggapan yang dibacakan Wakil Gubernur Kalsel H Rudy Resnawan itu, orang nomor satu di jajaran pemerintah provinsi (Pemprov) tersebut tidak mengungkap instansi yang mensyaratkan kesehatan gigi dan mulut, untuk penerimaan anggota/pegawainya.

Mengenai harapan fraksi-fraksi dalam DPRD Kalsel agar retribusi pelayanan kesehatan pada RSGM Hasan Aman, dia menyatakan, harapan atau saran dari wakil-wakil rakyat tersebut akan menjadi perhatian.

"Kami sependapat dengan fraksi-fraksi dewan agar retribusi pelayanan kesehatan pada RSGM Hasan Aman, yang merupakan milik Pemprov, tidak memberatkan masyarakat, terutama golongan ekonomi menengah ke bawah," tandasnya.

"Tapi mengingat RSGM Hasan Aman termasuk padat teknologi dan memerlukan padat modal, sehingga kita juga perlu partisipasi semua masyarakat, terutama bagi mereka yang menggunakan jasa pelayanan pada instalasi kesehatan tersebut," demikian Rudy Ariffin.

Sebelumnya dalam pemandangan umum fraksi-fraksi dewan terhadap Raperda retribusi pelayanan kesehatan pada RSGM Hasan Aman, mengharapkan, agar tarif atau retribusi pelayanan jangn memberatkan masyarakat.

"RSGM Hasan Aman yang merupakan milik Pemprov hendaknya berusaha menghilangkan kesan atau anggapan kesehatan gigi dan mulut identik dengan biaya mahal," ujar Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Kalsel HM Zaini, Jumat.

Sebab, lanjutnya, masyarakat banyak beranggapan kesehatan gigi dan mulut identik dengan biaya mahal dan tak terjangkau, karena selama ini hanya tersedia praktek tunggal tanpa didukung manajerial yang berorientasi pada publik.

Menurut anggota DPRD Kalsel dua periode dari PDIP itu, perawatan gigi dan mulut tampaknya belum menjadi perhatian masyarakat secara lebih maksimal.

"Berdasarkan riset Pesatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) hanya dua persen warga yang merawat gigi dan mulut," ungkapnya.

"Faktor minimnya kesadaran merawat gigi, yakni stigma masyarakat mengenai mahalnya biaya pemeriksaan dan atau perawatan gigi, sehingga mereka takut datang ke dokter," demikian Zaini.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014