Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Ariffin menyatakan bahwa Pasar Wadai Ramadhan (Ramadhan Cake Fair) yang dibangun Pemerintah Kota Banjarmasin pada bulan Ramadhan tahun ini menjual kue-kue aneh.
Kue itu dinilai aneh-aneh karena tidak dijual di pasaran pada hari-hari biasa di wilayah Kota Banjarmasin kecuali mencarinya hingga ke Cempaka Kota Martapura, Kabupaten Banjar, kata Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin saat membuka Pasar wadai Ramadhan Banjarmasin, Minggu.
Menurut Gubernur, kue-kue yang muncul di saat bulan Ramadhan tersebut termasuk kue-kue khas atau kue tradisional suku Banjar yang sering digunakan saat-saat tertentu, seperti untuk selamatan atau kenduri.
Ia menggambarkan seperti kue tradisional khas Banjar yang disebut cucur, apam, laksa, puracit, kelepon, lamang, bingga, kraraban, dan banyak lagi hingga 41 macam.
Oleh karena itu, bagi siapa saja ingin menikmati kue-kue khas tersebut silahkan datang di bulan Ramadhan ke Pasar Wadai Ramadhan Banjarmasin yang selalu berada di tepian Sungai Martapura atau Jalan Sudirman.
"Saya sendiri sudah sembilan kali membuka Pasar Wadai Ramadhan Banjarmasin ini, dan selalu rame dikunjungi termasuk pendatang atau wisatawan mancanegara," kata Rudy Ariffin yang dua kali menjabat Gubernur Kalsel tersebut.
Sementara Wakil Wali Kota Banjarmasin, Irwan Anshari melaporkan Ramadhan Cake Fair yang sudah dibudayakan sejak tahun 1985 tersebut tetap bertujuan untuk pelestarian budaya, sekaligus sebagai atraksi wisata.
Hanya saja pada tahun ini agak berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena dalam tahun ini melibatkan dunia usaha dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bukan saja dari Banjarmasin tetapi dari berbagai daerah di Kalsel, bahkan UKM dari beberapa kota Pulau Jawa dan Sumatera.
Bahkan dalam tahun ini beberapa stand untuk perusahaan kendaraan bermotor yang mempromosikan produk terbaru mereka.
"Jumlah stand sebanyak 184 unit, 140 unit diantaranya untuk pedagang penganan atau kue dan masakan, 17 unit untuk UKM nasional dari berbagai daerah di tanah air, selebihnya untuk perusahaan kendaraan bermotor yang mempromosikan produk terbaru mereka," kata Irwan Anshari.
Sebelumnya Kepala Bidang Promosi Wisata Dinas Pariwisata Budaya Olahraga dan Pemuda Banjarmasin, Mujiat menjelaskan, tahun ini bukan hanya Ramadhan Cake Fair tetapi juga ada Ramadhan Fair karena digunakan untuk berbagai perdagangan barang ekonomi diluar makanan.
Menurut dia, lokasinya pun dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga lokasi kuliner sebagai pelestarian budaya suku Khas Banjar terpisah dibandingkan dengan lokasi pemasaran produk UKM dari luar Kalsel dan lokasi promosi berbagai perusahaan kendaraan bermotor.
Belum lagi adanya lapak-lapak atau lokasi khusus untuk berjualan aneka barang mainan anak-anak, dan barang dagangan lainnya, seperti tempat jualan tasbih, baju koko, songkok, dan aneka busana muslim, termasuk pula di dalamnya pusat penjualan batu permata, dan souvenir lainnya.
"Kita berharap tahun ini lebih meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena keterlibatan pihak perusahaan besar dan UKM di luar Kalsel," kata Mujiat seraya menyebutkan bangunan lokasi itu ada yang hanya terbuat dari bahan lokal seperti kayu tetapi ada pula berupa tenda-tenda besar./e
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Kue itu dinilai aneh-aneh karena tidak dijual di pasaran pada hari-hari biasa di wilayah Kota Banjarmasin kecuali mencarinya hingga ke Cempaka Kota Martapura, Kabupaten Banjar, kata Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin saat membuka Pasar wadai Ramadhan Banjarmasin, Minggu.
Menurut Gubernur, kue-kue yang muncul di saat bulan Ramadhan tersebut termasuk kue-kue khas atau kue tradisional suku Banjar yang sering digunakan saat-saat tertentu, seperti untuk selamatan atau kenduri.
Ia menggambarkan seperti kue tradisional khas Banjar yang disebut cucur, apam, laksa, puracit, kelepon, lamang, bingga, kraraban, dan banyak lagi hingga 41 macam.
Oleh karena itu, bagi siapa saja ingin menikmati kue-kue khas tersebut silahkan datang di bulan Ramadhan ke Pasar Wadai Ramadhan Banjarmasin yang selalu berada di tepian Sungai Martapura atau Jalan Sudirman.
"Saya sendiri sudah sembilan kali membuka Pasar Wadai Ramadhan Banjarmasin ini, dan selalu rame dikunjungi termasuk pendatang atau wisatawan mancanegara," kata Rudy Ariffin yang dua kali menjabat Gubernur Kalsel tersebut.
Sementara Wakil Wali Kota Banjarmasin, Irwan Anshari melaporkan Ramadhan Cake Fair yang sudah dibudayakan sejak tahun 1985 tersebut tetap bertujuan untuk pelestarian budaya, sekaligus sebagai atraksi wisata.
Hanya saja pada tahun ini agak berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena dalam tahun ini melibatkan dunia usaha dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bukan saja dari Banjarmasin tetapi dari berbagai daerah di Kalsel, bahkan UKM dari beberapa kota Pulau Jawa dan Sumatera.
Bahkan dalam tahun ini beberapa stand untuk perusahaan kendaraan bermotor yang mempromosikan produk terbaru mereka.
"Jumlah stand sebanyak 184 unit, 140 unit diantaranya untuk pedagang penganan atau kue dan masakan, 17 unit untuk UKM nasional dari berbagai daerah di tanah air, selebihnya untuk perusahaan kendaraan bermotor yang mempromosikan produk terbaru mereka," kata Irwan Anshari.
Sebelumnya Kepala Bidang Promosi Wisata Dinas Pariwisata Budaya Olahraga dan Pemuda Banjarmasin, Mujiat menjelaskan, tahun ini bukan hanya Ramadhan Cake Fair tetapi juga ada Ramadhan Fair karena digunakan untuk berbagai perdagangan barang ekonomi diluar makanan.
Menurut dia, lokasinya pun dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga lokasi kuliner sebagai pelestarian budaya suku Khas Banjar terpisah dibandingkan dengan lokasi pemasaran produk UKM dari luar Kalsel dan lokasi promosi berbagai perusahaan kendaraan bermotor.
Belum lagi adanya lapak-lapak atau lokasi khusus untuk berjualan aneka barang mainan anak-anak, dan barang dagangan lainnya, seperti tempat jualan tasbih, baju koko, songkok, dan aneka busana muslim, termasuk pula di dalamnya pusat penjualan batu permata, dan souvenir lainnya.
"Kita berharap tahun ini lebih meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena keterlibatan pihak perusahaan besar dan UKM di luar Kalsel," kata Mujiat seraya menyebutkan bangunan lokasi itu ada yang hanya terbuat dari bahan lokal seperti kayu tetapi ada pula berupa tenda-tenda besar./e
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014