Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah Mokhammad Dadi Aryadi memastikan persediaan pangan di Kalimantan Selatan selama Ramadhan hingga lebaran Idul Fitri 1435 hijriah aman sehingga masyarakat tidak perlu panik dengan melakukan aksi borong.


Menurut Dadi di Banjarmasin, Jumat, berdasarkan rapat tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Kalimantan Selatan, yang dipimpin Sekretaris Daerah Pemprov Kalsel M Arsyadi, seluruh persediaan pangan terutama yang krusial, seperti beras gula dan lainnya, cukup aman, sehingga hal tersebut akan mampu mengendalikan kenaikan harga yang hampir terjadi setiap Ramadhan.

"Secara historis, Ramadhan merupakan periode terjadinya peningkatan tekanan inflasi, akibat kenaikan harga, semoga hal tersebut bisa diantisipasi dengan tercukupinya stok pangan yang ada saat ini," kata Dadi Aryadi yang juga Kepala Perwakilan BI Wilayah II Kalimantan.

Menurut dia, periode menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri merupakan saat-saat yang krusial, terutama dalam pengendalian inflasi di Indonesia, begitu pula yang terjadi di Kalimantan Selatan.

Oleh sebab itu, TPID se-Kalimantan Selatan mengadakan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) yang diikuti oleh TPID Provinsi Kalsel dan 13 TPID tingkat Kabupaten/Kota yang ada di Kalsel.

"Semua kabupaten/kota di Kalsel sudah membentuk TPID. Dengan demikian rakorda ini dapat menjadi sarana urun rembug, dalam pengendalian inflasi daerah," katanya.

Dadi menambahkan, beberapa komoditas bahan pangan penyumbang inflasi pada saat bulan Ramadhan selama tiga tahun sebelumnya antara lain, bawang merah, beras, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, gula pasir, dan ikankembung.

Adapun faktor yang mempengaruhi kenaikan harga barang saat bulan Ramadhan adalah, ekspektasi pedagang beranggapan bahwa kenaikan harga saat bulan Ramadhan adalah THR mereka, sementara konsumen beranggapan bahwa kenaikan harga saat Ramadhan sudah wajar dan cenderung memborong barang karena takut kehabisan barang.

Selain itu, pasokan yaitu, stok dikuasai oleh pedagang untuk mengambil keuntungan di atas kewajaran sehingga ada spekulasi agar seolah-olah barang langka, kondisi tersebut diperkuat dengan meningkatnya konsumsi komoditas tertentu untuk berbuka puasa.

Hal lain yang mempengaruhi inflasi, yaitu, saat lebaran, distribusi terganggu arus mudik dan tergantung kondisi cuaca, antara lain, gelombang laut.

"Kita dapat menggunakan forum TPID ini untuk mempercepat kerjasama tersebut, khususnya dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan di daerah kita masing-masing," katanya.

Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemetaan surplus defisit pangan tiap kabupaten/kota.Dengan pemetaan tersebut maka mana daerah yang defisit terhadap suatu komoditas dapat mencarinya di daerah yang mengalami surplus./e




Pewarta: Oleh Ulul Maskuriah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014