Status siaga COVID-19 di Kota Beijing, Senin, kembali diturunkan dari level II ke level III setelah dalam 14 hari berturut-turut tidak ada kasus baru di ibu kota China itu.
"Kota ini secara efektif berhasil mengatasi penyebaran virus melalui tindakan-tindakan yang tegas dan terarah," kata Deputi Sekretaris Jenderal Pemerintah Kota Beijing Chen Bei.
Dari 11 Juni hingga 19 Juli, Beijing mendapati 335 kasus baru dari klaster Pasar Induk Xinfadi.
Menurut Chen, masyarakat Beijing sekarang berada dalam risiko rendah karena penyebaran virus di kawasan perumahan telah teratasi. Beijing juga berisiko relatif rendah dalam ekspor kasus ke daerah lain. Perkembangan tersebut menjadi pertimbangan bagi penurunan status corona.
Baca juga: Beijing "lockdown" 29 kawasan permukiman setelah kasus baru
Hingga Minggu (19/7) pukul 15.00 waktu setempat (14.00 WIB), dari 335 kasus terdapat 219 orang telah meninggalkan rumah sakit, sementara sisanya masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Namun, yang di rumah sakit tidak berada dalam kondisi kritis, kata juru bicara Komisi Kesehatan Kota Beijing Gao Xiaojun kepada pers.
Sebanyak 14 kasus tanpa gejala dan lima kontak dekat masih berada di bawah pengamatan dan hanya tersisa satu area yang masuk dalam kategori risiko tinggi.
Pasar Induk Xinfadi menjadi target lokasi risiko tinggi wabah baru itu hanya dalam 22 jam karena, setelah itu, pasar ditutup secara total (lockdown), termasuk kawasan di sekitarnya. Selain itu para pedagang langsung diobservasi.
Baca juga: KBRI Beijing mengingatkan pelajar Indonesia soal kuliah daring
Lebih dari 11 juta anggota masyarakat Beijing, atau sekitar setengah dari jumlah populasi di kota itu, menjalani tes asam nukleat selama 11 Juni hingga 6 Juli.
Chen menambahkan bahwa setelah status diturunkan, pihak berwenang tetap akan menerapkan tindakan ketat untuk menghindari kasus impor dan berjangkitnya kembali wabah di antara masyarakat sekitar.
Sebelumnya, Beijing juga telah menurunkan status siaga COVID-19 dari level II ke level III pada 6 Juni setelah kasus corona di kota itu melandai.
Namun pada 11 Juni, terdapat klaster baru di Xinfadi, pasar grosir daging, ikan, dan produk pertanian. Karena itu, lima hari kemudian status Ibu Kota Beijing dinaikkan lagi ke level II.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Kota ini secara efektif berhasil mengatasi penyebaran virus melalui tindakan-tindakan yang tegas dan terarah," kata Deputi Sekretaris Jenderal Pemerintah Kota Beijing Chen Bei.
Dari 11 Juni hingga 19 Juli, Beijing mendapati 335 kasus baru dari klaster Pasar Induk Xinfadi.
Menurut Chen, masyarakat Beijing sekarang berada dalam risiko rendah karena penyebaran virus di kawasan perumahan telah teratasi. Beijing juga berisiko relatif rendah dalam ekspor kasus ke daerah lain. Perkembangan tersebut menjadi pertimbangan bagi penurunan status corona.
Baca juga: Beijing "lockdown" 29 kawasan permukiman setelah kasus baru
Hingga Minggu (19/7) pukul 15.00 waktu setempat (14.00 WIB), dari 335 kasus terdapat 219 orang telah meninggalkan rumah sakit, sementara sisanya masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Namun, yang di rumah sakit tidak berada dalam kondisi kritis, kata juru bicara Komisi Kesehatan Kota Beijing Gao Xiaojun kepada pers.
Sebanyak 14 kasus tanpa gejala dan lima kontak dekat masih berada di bawah pengamatan dan hanya tersisa satu area yang masuk dalam kategori risiko tinggi.
Pasar Induk Xinfadi menjadi target lokasi risiko tinggi wabah baru itu hanya dalam 22 jam karena, setelah itu, pasar ditutup secara total (lockdown), termasuk kawasan di sekitarnya. Selain itu para pedagang langsung diobservasi.
Baca juga: KBRI Beijing mengingatkan pelajar Indonesia soal kuliah daring
Lebih dari 11 juta anggota masyarakat Beijing, atau sekitar setengah dari jumlah populasi di kota itu, menjalani tes asam nukleat selama 11 Juni hingga 6 Juli.
Chen menambahkan bahwa setelah status diturunkan, pihak berwenang tetap akan menerapkan tindakan ketat untuk menghindari kasus impor dan berjangkitnya kembali wabah di antara masyarakat sekitar.
Sebelumnya, Beijing juga telah menurunkan status siaga COVID-19 dari level II ke level III pada 6 Juni setelah kasus corona di kota itu melandai.
Namun pada 11 Juni, terdapat klaster baru di Xinfadi, pasar grosir daging, ikan, dan produk pertanian. Karena itu, lima hari kemudian status Ibu Kota Beijing dinaikkan lagi ke level II.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020