Harga daging ayam Ras (Broiler) di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan sempat mencapai level harga Rp90.000 perekor akibat kurangnya pasokan bibit ayam pedaging atau Ayam Ras.

Berdasarkan keterangan satu pedagang makanan di Jalan Suwandi Sumarta di Kota Amuntai harga daging ayam yang ia beli beberapa hari lalu  sempat mencapai Rp90 ribu per ekor, sekarang katanya harga satu ekor Ayam Ras berkisar Rp50 ribu hingga Rp70 ribu per ekor.

"Supaya jualan di warung makan tidak merugi terpaksa porsi potongan ayam diperkecil, sedangkan harga jual ke pembeli tetap," ujarnya.

Sebagian warga yang biasa mengkonsumsi ayam pedaging terpaksa beralih membeli ayam kampung, bebek dan ikan lokal.

Sementara Pemkab Hulu Sungai Utara (HSU) tidak bisa berbuat banyak dalam mengatasi lonjakan harga daging Ayam Ras karena pasokan bibit Ayam Ras (Broiler) di  ditentukan oleh tujuh perusahaan peternakan Ayam Ras di Kalsel.

Kepala bidang pengembangan peternakan Dinas Pertanian HSU Ahmad Rijani di Amuntai, Selasa mengatakan pemerintah daerah hanya bisa mengupayakan agar antara penyaluran dan permintaan akan daging Ayam Ras bisa seimbang.

"Menjadi ranah kewenangan Dinas Peternakan Provinsi Kalsel melakukan komunkasi dengan pihak perusahaan peternakan Ayam Ras agar penyaluran bibit stabil tidak begitu banyak dan tidak juga terlalu sedikit," ujar Rijani.

Rijani menjelaskan, mahalnya harga daging Ayam Broiler di Kalimantan Selatan (Kalsel) disamping karena Pandemi COVID 19  juga dampak kebijakan perusahaan peternak ayam sebelumnya.

"Dulu ketika harga daging ayam sangat murah sekitar September 2019 banyak perusahaan ternak Ayam Broiler yang memusnahkan bibit ayam guna menstabilkan harga, sekarang dampaknya perusahaan menjadi kesulitan melakukan pembibitan baru disaat Pandemi COVID 19," ujar Rijani.

Sehingga, kata Rijani, perusahaan lebih memprioritaskan pembibitan bagi perusahaan sendiri dan mengurangi menyalurkan bibit Ayam Ras ke peternak mandiri kecuali bagi peternak plasma yang menjadi mitra kerja perusahaan.

Akibat wabah COVID 19, lanjutnya jalur transportasi perdagangan antar kabupaten dan provinsi juga masih kurang lancar akibat penjagaan sehingga menyulitkan mendatangkan bibit Ayam Ras dari Pulau Jawa atau daerah lainnya.

Rijani menginformasikan jumlah usaha ternak Ayam Ras yang mandiri (bukan plasma) di Kabupaten HSU sebanyak 178 usaha sedangkan peternakan plasma yang bermitra dengan perusahaan sebanyak 34000 usaha.

"Selama ini kita di Dinas Pertanian bidang peternakan hanya mengawasi usaha peternakan plasma ini bekerja sama dengan Disnak Provinsi Kalsel untuk memantau jumlah penyaluran bibit ayam ke wilayah HSU," pungkasnya.
 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020