Salah satu yang aktor yang perlu dipertimbangkan untuk menjadi komunikator atau penyampai pesan adalah tokoh agama dalam hal pandemi COVID-19.

Hal itu disampaikan anggota Tim Pakar untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Dr. Muhammad Abdan Shadiqi. Menurut dia, pemerintah harus melakukan langkah-langkah jitu untuk efektivitas edukasi.

"Tokoh agama dapat berperan sebagai komunikator yang memberikan informasi terkait COVID-19 dan menjadi role model yang menampilkan contoh perilaku patuh pada protokol pencegahan. Jadi tokoh agama punya peran strategis putus penyebaran COVID-19," ucap dia di Banjarmasin, Selasa.

Abdan menjelaskan, edukasi dan pembagian informasi menjadi salah satu strategi untuk mengubah perilaku patuh masyarakat, khususnya pada ranah kognitif atau pemahaman masyarakat.

Sehingga dia merekomendasikan perlunya pelibatan tokoh agama seperti ulama sebagai pemberi informasi
ke masyarakat sekaligus model perilaku atau contoh di masyarakat secara nyata.

Adapun sejumlah langkah yang dapat diambil pemerintah. Antara lain, menyediakan narasi informasi yang akan dibagikan pada ulama agar disampaikan ke masyarakat.

Kemudian meminta bantuan ulama meluruskan informasi salah atau hoaks dan informasi konspiratif di masyarakat. Selanjutnya mengaitkan informasi dengan ayat suci dari kitab atau assunah serta membuat rekaman suara dari para tokoh agama dan memutar rekaman suara melalui siarling, pengumuman di tempat ibadah, radio, hingga sosial media.

Dosen Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran ULM ini mencontohkan Kalimantan Selatan terkenal dengan daerah religius, khususnya Islam.

Data Kementerian Agama tahun 2018 menyebutkan bahwa jumlah muslim di provinsi ini sekitar 3,8 juta
atau 98% dari total penganut agama. Artinya dari persebaran agama di masyarakat dapat menjadi modal sosial, sehingga peran tokoh gama patut untuk dipertimbangkan.

Abdan menambahkan, tokoh agama dapat menyelipkan informasi terkait COVID-19 dan protokol pencegahan di tiap khotbah, pengajian, dan selebaran.

Kemudian memberi contoh perilaku patuh pada protokol pencegahan COVID-19 yang konsisten dengan
pesan verbal saat melakukan komunikasi.

"Pastikan ulama selalu menggunakan masker, menolak bersalaman (menjaga jarak), rutin mencuci tangan atau menggunakan cairan antiseptik, serta perilaku pencegahan lain yang dapat dilihat langsung oleh jamaah," tandasnya.

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020