Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) di Desa Pandulangan, Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), menciptakan alat cuci tangan sederhana dari bahan bambu.

Koordinator kelompok PPM UMM, Eddy Wibowo, di Pandulangan, Minggu (12/7), mengatakan pembuatan alat cuci tangan dari bahan bambu dan sederhana ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat membuat alat serupa dan membudayakan cuci tangan serta mencegah penularan COVID-19.

"Penularan virus Corona bisa terjadi secara tidak langsung, penularan melalui rute tidak langsung melibatkan suatu objek perantara, baik itu objek mati maupun hidup yang membawa suatu agen dari sumber ke orang yang rentan," katanya.

Inovasi tempat cuci tangan tanpa sentuhan dari bahan bambu
oleh Kelompok PMM UMM Desa Pandulangan, Padang Batung (Antarakalsel/Fathur/Ist)


Baca juga: Protokol kesehatan, mahasiswa UMM bantu cek suhu tubuh jemaah Shalat Jum'at

Dijelaskan dia, penularan tersebut seperti penularan virus yang berasal dari alat pencuci tangan yang gunakan bersama, karena masing-masing pengguna harus menyentuh kran untuk memulai dan mengakhiri proses mencuci tangan.

Kondisi inilah memacu kreativitas mahasiswa UMM yang sedang melaksanakan kegiatan PMM di Pandulangan, terdiri dari dirinya, M. Iqbal Ashshiddiqie, Najla Syafiqa, Devy Aprilia dan Maulida Mahfudzah, menghasilkan sebuah inovasi baru,

Pihaknya telah berinovasi dan berkreativitas menciptakan alat pencuci tangan sistem injak, ini guna membantu pemerintah daerah dan masyarakat setempat dalam memutus rantai penyebaran wabah COVID-19 yang masih terjadi sampai saat ini.

"Supaya masyarakat tidak menyentuh apa pun kecuali sabun pada saat mencuci tangan, apa lagi di tempat umum kitakan tidak tahu tuh, siapa saja yang menyentuh keran air tersebut," katanya.

Menurut dia, bahan yang diperlukan cukup sederhana yaitu dua buah bambu, teng bekas, tali jemuran, satu buah kayu galam. Alat cuci tangan yang dibuat dari bahan dasar bambu ini selain mudah dibuat, juga dapat meminimalkan kontak sentuhan.

Penggunaannya karena bisa digunakan hanya dengan menginjak pedal di bagian bawah alat dengan kayu galam, pemasangan alat cuci tangan sistem injak ini telah dipasang di depan Kantor Kepala Desa Pandulangan.
 

Inovasi tempat cuci tangan tanpa sentuhan dari bahan bambu oleh
Kelompok PMM UMM Desa Pandulangan, Padang Batung (Antarakalsel/Fathur/Ist)

Baca juga: Ciptakan inovasi APD, mahasiswa PMM UMM buat face shield bagi relawan COVID-19

Anggota kelompok PPM UMM M. Iqbal Ashshiddiqie, mengatakan sengaja alat cuci tangan tersebut ditempatkan strategis agar dilihat banyak orang, dan agar dapat ditiru atau dibuat juga oleh warga Desa Pandulangan.

"Menjaga sterilisasi dan higienis penggunanya maka perlu dibuat alat pencuci tangan tersebut, selain mudah dan praktis juga aman saat menggunakannya tanpa harus menyentuh kran air," katanya.

Kegiatan pembuatan alat tersebut mendapat pujian dari Dosen Pembimbing Lapangan Mohammad Jufri, menurut dia dengan inovasi alat tersebut, warga desa setempat diharapkan dapat memanfaatkan bahan sederhana, namun mempunyai nilai guna yang tinggi pada saat masa pandemi ini.

Inovasi tempat cuci tangan tanpa sentuhan dari bahan bambu oleh
Kelompok PMM UMM Desa Pandulangan, Padang Batung (Antarakalsel/Fathur/Ist)

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020