Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) baik tingkat SD dan SMP di Kota Banjarmasin yang sudah terlaksana tahun ini masih meninggalkan cerita di masyarakat, karena banyak orang tua harus berjuang keras memasukkan anak ke sekolah yang terbaik.
Menurut Anggota DPRD Kota Banjarmasin H Deddy Sophian, kisah keluh kesah terkait PPDB ini pun dikemukakan masyarakat saat mengikuti reses yang pihaknya laksanakan di Kantor Kecamatan Banjarmasin Barat, Sabtu. Hadir para perwakilan warga Kelurahan Telaga Biru.
"Masyarakat mengeluhkan anak mereka yang sulit masuk ke sekolah paforit karena tempat tinggalnya jauh dari sekolah tersebut," ujar politisi PKB tersebut.
Memang peluang yang ada melalui jalur prestasi, kata Deddy, namun tentunya tidak semuanya memiliki itu, namun memiliki keinginan tinggi untuk masuk sekolah yang terbaik, khususnya keinginan orang tuanya.
"Inilah masalahnya, karena ada anggapan ini sekolah paforit dan tidak, coba kalau semuanya berkualitas, tidak mungkin terjadi demikian, pemerintah kota harus membuat semua sekolah menjadi paforit," ujarnya.
Untuk penerimaan siswa baru secara online atau daring tahun ini, ini juga menurutnya banyak menuai masalah, karena banyak masyarakat yang terbebani, kebanyak tidak bisa.
Meskipun, diakuinya, langkah ini menjadi terbaik di masa pandemi COVID-19 ini, karena menghindari dari adanya kerumunan yang bisa memudahkan penularan virus Corona tersebut.
Deddy juga menyampaikan bahwa saat ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dirinya juga menyampaikan aturan PPDB secara zonasi ini hendaknya dievaluasi, untuk daerah di luar pulau Jawa.
"Biarlah dulu pulau Jawa yang menerapkan dan bisa menjadi contoh, sehingga di daerah bisa berkaca di sana jika sukses," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Menurut Anggota DPRD Kota Banjarmasin H Deddy Sophian, kisah keluh kesah terkait PPDB ini pun dikemukakan masyarakat saat mengikuti reses yang pihaknya laksanakan di Kantor Kecamatan Banjarmasin Barat, Sabtu. Hadir para perwakilan warga Kelurahan Telaga Biru.
"Masyarakat mengeluhkan anak mereka yang sulit masuk ke sekolah paforit karena tempat tinggalnya jauh dari sekolah tersebut," ujar politisi PKB tersebut.
Memang peluang yang ada melalui jalur prestasi, kata Deddy, namun tentunya tidak semuanya memiliki itu, namun memiliki keinginan tinggi untuk masuk sekolah yang terbaik, khususnya keinginan orang tuanya.
"Inilah masalahnya, karena ada anggapan ini sekolah paforit dan tidak, coba kalau semuanya berkualitas, tidak mungkin terjadi demikian, pemerintah kota harus membuat semua sekolah menjadi paforit," ujarnya.
Untuk penerimaan siswa baru secara online atau daring tahun ini, ini juga menurutnya banyak menuai masalah, karena banyak masyarakat yang terbebani, kebanyak tidak bisa.
Meskipun, diakuinya, langkah ini menjadi terbaik di masa pandemi COVID-19 ini, karena menghindari dari adanya kerumunan yang bisa memudahkan penularan virus Corona tersebut.
Deddy juga menyampaikan bahwa saat ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dirinya juga menyampaikan aturan PPDB secara zonasi ini hendaknya dievaluasi, untuk daerah di luar pulau Jawa.
"Biarlah dulu pulau Jawa yang menerapkan dan bisa menjadi contoh, sehingga di daerah bisa berkaca di sana jika sukses," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020