Pemerintah Kota Banjarmasin telah menyiapkan dana sekitar Rp2,5 miliar untuk membeli alat Polymerase Chain Reaction (PCR) supaya lebih maksimal mendeteksi penyebaran virus corona atau COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Machli Riyadi di Banjarmasin, Selasa, mengatakan Banjarmasin perlu memiliki sendiri alat PCR untuk tes usap atau swab bagi warga yang di rapid test reaktif, hingga cepat ada kepastian hasilnya positif atau negatif.
Menurut dia, pengadaan alat pemeriksaan PCR itu segera teralisasi namun belum mengetahui persis berapa harga alat PCR tersebut.
MenurutMachli Riyadi, penyebaran virus corona di Banjarmasin masih cukup tinggi, hingga kini sudah mencapai 1.530 orang terkonfirmasi positif COVID-19, sebanyak 314 orang sembuh dan 126 orang meninggal dunia.
Menurut dia, penelusuran akan terus dilakukan secara maksimal, di mana hasilnya pengambilan sampel terhadap warga terduga terpapar COVID-19 menjadi tertumpuk untuk dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru yang memiliki alat PCR tersebut.
"Sebab di sana harus melayani seluruh kabupaten/kota, hingga antre banyaki, baiknya Banjarmasin memiliki alat sendiri agar cepat," ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina menyampaikan, bahwa pemerintah kota kembali merelokasi anggaran untuk penanganan COVID-19 ini, yakni sekitar Rp170 miliar.
Salah satu kebutuhan anggaran untuk penanganan COVID-19 ini adalah rencana pembelian alat PCR.
"Dengan kondisi saat ini, mau tidak mau kita harus beli alat PCR sendiri dalam rangka pemeriksaan swab, karena saat ini kita memerlukan kecepatan dalam pemeriksaan," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Machli Riyadi di Banjarmasin, Selasa, mengatakan Banjarmasin perlu memiliki sendiri alat PCR untuk tes usap atau swab bagi warga yang di rapid test reaktif, hingga cepat ada kepastian hasilnya positif atau negatif.
Menurut dia, pengadaan alat pemeriksaan PCR itu segera teralisasi namun belum mengetahui persis berapa harga alat PCR tersebut.
MenurutMachli Riyadi, penyebaran virus corona di Banjarmasin masih cukup tinggi, hingga kini sudah mencapai 1.530 orang terkonfirmasi positif COVID-19, sebanyak 314 orang sembuh dan 126 orang meninggal dunia.
Menurut dia, penelusuran akan terus dilakukan secara maksimal, di mana hasilnya pengambilan sampel terhadap warga terduga terpapar COVID-19 menjadi tertumpuk untuk dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru yang memiliki alat PCR tersebut.
"Sebab di sana harus melayani seluruh kabupaten/kota, hingga antre banyaki, baiknya Banjarmasin memiliki alat sendiri agar cepat," ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina menyampaikan, bahwa pemerintah kota kembali merelokasi anggaran untuk penanganan COVID-19 ini, yakni sekitar Rp170 miliar.
Salah satu kebutuhan anggaran untuk penanganan COVID-19 ini adalah rencana pembelian alat PCR.
"Dengan kondisi saat ini, mau tidak mau kita harus beli alat PCR sendiri dalam rangka pemeriksaan swab, karena saat ini kita memerlukan kecepatan dalam pemeriksaan," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020