Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Sejumlah warga asal daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, menyayangkan objek wisata "Liang Hadangan" (Goa Kerbau) di Kecamatan Batu Benawa, sekitar 170 kilometer utara Banjarmasin, kurang terawat.


"Sayang Liang Hadangan kurang terawat. Padahal kalau terawat dengan baik objek wisata alam tersebut bisa menambah pendapatan asli daerah," ujar Aan asal Barabai, ibu kota HST yang kini tinggal di Kabupaten Tanah Laut, Kalsel, Minggu.

Selain itu, bisa mendatangkan nilai tambah bagi penduduk setempat dalam pendapatan serta aspek lain, lanjut mantan anggota DPRD Kabupaten Tanah Laut (Tala) dari PAN tersebut dalam percekapan dengan Antara Kalsel.

"Objek wisata alam Liang Hadangan tergolong langka. Memang di Kalsel ada objek alam berupa goa (liang), tapi kalau kita cermati corak isi berbeda satu sama lain," tambahnya.

Sebagai contoh Goa Temu Laung dan Goa Sugong di Kabupaten Kotabaru, serta Goa Batu Hapu di Kabupaten Tapin, dan Liang Berangin di "Bumi Murakata" HST selain dari Liang Hadangan.

Liang Hadangan yang juga merupakan periwisata alam terdapat pula bentu-bentuk bebatuan seperti stlaknet da stlaktet, dengan beragam rupa atau ornamen, ada yang menyerupai kerbau.

Selain itu, bagaikan ranjang penganten, orang yang sedang menanak nasi, serta beberapa tokoh pewayangan, antara lain Petrok dan Gareng. Namun ada pula bentuk menyerupai kubah/atap masjid.

Liang Handangan dan Batu Benawa yang sama-sama berada di wilayah Kecamatan Batu Benawa, serta Batu Bini di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) menyimpan sebuah rangkain dogeng atau lagenda Raden Penganten.

Ceritera rakyat masyarakat Banjar, Kalsel Raden Penganten itu serupa, namun tak sama dengan rakyat Sumatera Barat (Sumbar) yaitu Si Malim Kundang, seorang anak yang durhaka terhadap orang tuanya, kemudian kena kutukan.

"Nah dongeng atau ceritera rakyat Banjar mengenai Raden Penganten yang ibunya bernama Diang Insun itu belakangan hampir tidak diketahui anak-anak/generasi muda komunitas penduduk asli Kalsel tersebut," ujarnya.

"Padahal ceritera Raden Penganten itu mengandung nilai-nilai pendidikan kepada anak-anak/generasi muda, antara lain agar berbuat baik terhadap orang tua, seperti ibu yang melahirkan kalau tak ingin mendapat kualat," demikian Aan./e

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014