Oleh Syamsuddin Hasan

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Anggota Komisi IV DPR-RI Habib Nabiel Fuad Almusawa meminta Pemerintah Indonesia memulihkan mental atau kepercayaan diri nelayan perairan Pulau Tanjung Datuk yang sempat drop karena diusir Tentara Maritim Diraja Malaysia. 


"Karena akibat pengusiran itu nelayan setempat takut melaut ke perairan tersebut, padahal di sana kaya akan ikan dan lobster," ujarnya dalam keterangan pers kepada wartawan di Banjarmasin, Selasa.

Kalau perlu, menurut legislator asal daerah pemilihan Kalimantan Selatan tersebut, untuk sementara ini dampingi mereka (para nelayan) dengan kapal perang Indonesia.

"Mereka perlu diyakinkan, bahwa sekarang mereka sudah aman untuk mencari ikan di sana (perairan Pulau Tanjung Datuk), tidak perlu takut diusir lagi oleh Tentara Maritim Diraja Malaysia," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.

Permintaan alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat itu menanggapi adanya laporan ketakutan nelayan Desa Temajuk Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat untuk melaut di perairan Tanjung Datuk.

"Seluruh warga negara Indonesia, termasuk nelayan yang biasa melaut di perairan Tanjung Datuk, berhak mendapat perlindungan keamanan dari negara," tandasnya.

Tentara Maritim Diraja Malaysia saja, lanjutnya, mengawal pekerja Malaysia yang membangun tiga tiang pancang untuk Mercusuar di perairan tersebut dari kemungkinan gangguan pihak lain.

"Pengawalan itu dimaksudkan termasuk kemungkinan gangguan dari nelayan Indonesia. Makanya untuk keamanan pekerja mereka, nelayan kita diusir dari sana," tuturnya.

"Kalau Tentara Maritim Diraja Malaysia mau menjamin keamanan pekerjanya. Mestinya TNI juga melakukan hal serupa untuk nelayan kita," tambah wakil rakyat yang menyandang gelar insinyur dan magister bidang pertanian itu.

Pulau Tanjung Datuk berada di ujung utara Kalimantan Barat, tidak berpenghuni dan memiliki keindahan alam yang menarik. Memiliki hutan yang asri sehingga menjadi tujuan wisata turis yang datang dari Teluk Melano, Malaysia.

Malaysia membangun tiga tiang pancang untuk mercusuar di perairan Pulau tersebut. TNI kemudian mengirim kapal perang ke lokasi itu. Sempat terjadi ketegangan tetapi kemudian mereda.

  Pembangunan mercusuar itu dihentikan. Namun nelayan masih merasa takut melaut ke perairan tersebut, demikian Habib Nabiel.   

Pewarta:

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014