Salah satu binaan PT Saptaindra Sejati UMKM Sasirangan Desa Padang Panjang Kabupaten Tabalong turut merasakan dampak wabah Virus Corona atau COVID - 19.
Sebelum pandemi tiap bulan jumlah permintaan capai 50 lembar kain dengan omset sekitar Rp6,5 juta.
Namun sejak adanya himbauan pemerintah kepada masyarakat soal pembatasan sosi dan tetap di rumah saja, jumlah orderan kain sasirangan turun hingga 70 persen bahkan ada pelanggan yang membatalkan orderannya.
Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan pendapatan masyarakat sejak adanya himbauan pemerintah tersebut, sehingga membuat masyarakat mengurangi aktivitas ekonomi, khususnya untuk berbelanja kebutuhan tersier.
Selaku pelaku UMKM Erlina pun merasa khawatir usaha kain sasirangan tambah lesu selama wabah Corona.
“Awalnya kami menganggap wabah ini tidak akan menyebar luas namun sekarang berdampak pada usaha kami," ungkap Erlina.
Pendapatan usaha yang menurun drastis tentunya berdampak langsung bagi lima orang pekerja di UMKM Sarabakawa ini.
Sejak awal April 2020, Erlina.bersama pengelola UMKM mencari cara untuk dapat beradaptasi selama kondisi sulit ini agar usaha sasirangan tetap berjalan.
Ia bersama pengurus lainnya mengatur strategi dengan mengidentifikasi potensi usaha dalam kondisi pandemi ini hingga akhirnya mereka menemukan ide untuk alternatif usaha dengan membuat masker sasirangan.
Ide ini muncul saat melihat banyaknya stok kain sasirangan dan kebutuhan masker di masa pendemi ini cukup tinggi.
"Kami membuat masker yang sedikit berbeda yakni masker yang terbuat dari kain sasirangan," ungkap Erlina. Ternyata banyak masyarakat yang tertarik dan berminat untuk membeli masker dari kain sasirangan.
Total permintaan masker selama pandemi COVID - 19 mencapai 6.000 lembar termasuk pesanan dari PT. SIS sebanyak 4.500 masker untuk dibagikan ke masyarakat di Kabupaten Tabalong”.
Tidak hanya membuat masker dari kain sasirangan, mereka juga membuat masker dari kain biasa dengan model satu dan dua lapis yang dapat dimasukkan tisu kedalamnya, dengan harga yang berbeda - beda sesuai jenis dan modelnya.
Bagi Erlina dan pengurus lainnya, membuat masker ini memberikan angin segar kepada lima pekerjanya yang tetap bisa mendapatkan penghasilan selama masa sulit ini.
Selain itu, produksi masker ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi mereka untuk pencegahan penyebaran COVID - 19 di masyarakat. Inovasi yang dilakukan UMKM Sasirangan Padang Panjang Sarabakawa ini mendapat apresiasi dari PT. SIS selaku pembina, seperti yang diungkap Indra Yudhistira selaku Section Head External Relation And Security.
“Di tengah kondisi sulit saat ini semua usaha sedang terjun bebas, namun inovasi yang mereka lakukan cukup baik dan inspiratif," jelas Indra.
Ia juga menambahkan inovasi yang dilakukan UMKM Sasirangan Padang Panjang Sarabakawa diharapkan dapat memotivasi UMKM lainnya sehingga kegiatan usaha masih dapat tetap berjalan dan menguntungkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Sebelum pandemi tiap bulan jumlah permintaan capai 50 lembar kain dengan omset sekitar Rp6,5 juta.
Namun sejak adanya himbauan pemerintah kepada masyarakat soal pembatasan sosi dan tetap di rumah saja, jumlah orderan kain sasirangan turun hingga 70 persen bahkan ada pelanggan yang membatalkan orderannya.
Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan pendapatan masyarakat sejak adanya himbauan pemerintah tersebut, sehingga membuat masyarakat mengurangi aktivitas ekonomi, khususnya untuk berbelanja kebutuhan tersier.
Selaku pelaku UMKM Erlina pun merasa khawatir usaha kain sasirangan tambah lesu selama wabah Corona.
“Awalnya kami menganggap wabah ini tidak akan menyebar luas namun sekarang berdampak pada usaha kami," ungkap Erlina.
Pendapatan usaha yang menurun drastis tentunya berdampak langsung bagi lima orang pekerja di UMKM Sarabakawa ini.
Sejak awal April 2020, Erlina.bersama pengelola UMKM mencari cara untuk dapat beradaptasi selama kondisi sulit ini agar usaha sasirangan tetap berjalan.
Ia bersama pengurus lainnya mengatur strategi dengan mengidentifikasi potensi usaha dalam kondisi pandemi ini hingga akhirnya mereka menemukan ide untuk alternatif usaha dengan membuat masker sasirangan.
Ide ini muncul saat melihat banyaknya stok kain sasirangan dan kebutuhan masker di masa pendemi ini cukup tinggi.
"Kami membuat masker yang sedikit berbeda yakni masker yang terbuat dari kain sasirangan," ungkap Erlina. Ternyata banyak masyarakat yang tertarik dan berminat untuk membeli masker dari kain sasirangan.
Total permintaan masker selama pandemi COVID - 19 mencapai 6.000 lembar termasuk pesanan dari PT. SIS sebanyak 4.500 masker untuk dibagikan ke masyarakat di Kabupaten Tabalong”.
Tidak hanya membuat masker dari kain sasirangan, mereka juga membuat masker dari kain biasa dengan model satu dan dua lapis yang dapat dimasukkan tisu kedalamnya, dengan harga yang berbeda - beda sesuai jenis dan modelnya.
Bagi Erlina dan pengurus lainnya, membuat masker ini memberikan angin segar kepada lima pekerjanya yang tetap bisa mendapatkan penghasilan selama masa sulit ini.
Selain itu, produksi masker ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi mereka untuk pencegahan penyebaran COVID - 19 di masyarakat. Inovasi yang dilakukan UMKM Sasirangan Padang Panjang Sarabakawa ini mendapat apresiasi dari PT. SIS selaku pembina, seperti yang diungkap Indra Yudhistira selaku Section Head External Relation And Security.
“Di tengah kondisi sulit saat ini semua usaha sedang terjun bebas, namun inovasi yang mereka lakukan cukup baik dan inspiratif," jelas Indra.
Ia juga menambahkan inovasi yang dilakukan UMKM Sasirangan Padang Panjang Sarabakawa diharapkan dapat memotivasi UMKM lainnya sehingga kegiatan usaha masih dapat tetap berjalan dan menguntungkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020