Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Selatan (BNNP Kalsel) Brigjen Pol Mohamad Aris Purnomo mengingatkan semua pihak bahwa bonus demografi bagi bangsa Indonesia harus diselamatkan dari ancaman narkoba.

"Musuh nyata yang kini menghancurkan generasi penerus bangsa adalah narkoba. Jangan sampai bonus demografi pada 2030 jadi sia-sia dikarenakan kita tak mampu menghasilkan sumber daya manusia unggul," katanya di Banjarmasin, Minggu.

Aris mengakui, genderang perang terhadap peredaran narkoba harus terus ditabuh. Negara tak boleh kalah dengan jaringan pengedar yang dengan segala modus operandinya memasok barang haram tersebut ke Indonesia.

Begitu juga upaya pencegahan, kata dia, masyarakat harus terus diberikan edukasi agar tak sampai mengonsumsi narkoba atau terbujuk rayu ikut mengedarkan dengan iming-iming mendapatkan uang.

Baca juga: BNNP : Penyalah guna narkoba rentan terpapar COVID-19

"Kuncinya adalah bagaimana kita bisa mencegah orang tidak menggunakan narkoba. Jika jumlah pengguna dapat ditekan, maka secara otomatis peredaran turun. Prinsipnya, narkoba tidak akan laku jika tak ada permintaan dari pemakainya," kata jenderal polisi berbintang satu itu.

Di Kalimantan Selatan sendiri, ucap Aris, jumlah penyalahguna narkoba cenderung turun pada tiga tahun terakhir. Hal itu dapat terlihat dari angka prevalensi, yaitu 1,3 persen atau turun dari Tahun 2017 dengan prevalensi 1,97 persen.

Artinya, jika jumlah penduduk Kalsel usia dewasa sekitar 3.250.000 jiwa, maka penyalahguna saat ini lebih kurang 53.000 orang, sedangkan di Tahun 2017, diperkirakan penyalahguna mencapai lebih dari 79.000 orang.

Baca juga: BNN Kalsel :1,3 persen penduduk Kalsel menggunakan narkoba

"Sejalan dengan momen Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tahun 2020, tema yang diangkat BNN, yaitu "Hidup 100 persen", mari kita hidup sehat jasmani dan rohani, termasuk bebas narkoba, demi terwujudnya Indonesia sebagai negara maju Nomor 3 di dunia di Tahun 2030," katanya.

Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030-2040. Jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).

Penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa.  

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020