Kotabaru, (AntaranewsKalsel) - Sebagian masyarakat Kotabaru, Kalimantan Selatan, mempertanyakan kinerja Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata Seni dan Budaya (Dispora) setempat, terkait pembayaran bonus atlet yang belum bisa direalisasikan.
"Kita sangat menyayangkan sikap Dispora yang terkesan tidak peka terhadap masalah ini," kata Demisioner Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kotabaru, Rony Safriansyah, Senin.
"Buktinya dalam kesempatan Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) kita undang mereka, namu tak satupun yang hadir, alasanya sedang pergi mengikut pekan olah raga pelajar di luar daerah," katanya.
Karena sudah beberapa kali dijanjikan dan tidak kunjung datang, sejumlah atlet dan pelatih olahraga kontingen Kotabaru pada Pekan Olahraga Provinsi (Poprov) di Kabupaten Banjar akhir 2013, mengancam akan melakukan demo.
"Meski tidak menyarankan, namun kalau memang mereka mau turun menggelar demo silahkan saja, sebab bagaimanapun mereka menuntut hak yang seharusnya diserahkan karena dananya sudah ada," kata Rony.
Sebagai wadah bernaungnya atlet, KONI Kotabaru sudah berusaha sekuat tenaga agar bonus atlet yang dijanjikan berdasarkan pencapaian prestasi atas medali dalam Pekan Olah Raga Provinsi (Porpov) IX di Kabupaten Banjar pada Desember 2013 lalu itu segera dibagikan.
Berbagai upaya yang telah dilakukan KONI, salah satunya memperjuangkan dana talangan sebesar Rp1,1 miliar dari Rp1,6 miliar total bonus yang akan dibagikan, berasal dari anggaran yang diperuntukkan operasional KONI tahun 2014 ini.
Dijelaskan Rony, dengan kecukupan dana sebesar Rp1,6 miliar seharusnya sudah tidak ada masalah jika bonus bagi atlet dan pelatih itu dibagikan pada bulan April lalu, namun karena begitu panjangnya proses birokrasi di Dispora Kotabaru, dana itu belum juga bisa dibagikan kepada yang berhak hingga sekarang.
Oleh sebab itu, ia sangat memahami hilangnya kesabaran atlet dan pelatih yang terus menerus diberikan janji pencairan yang katanya sejak awal tahun, kemudian Februari, Maret, April hingga Mei ini sudah hampir habis, tapi belum juga bonus cair.
"Kalau mereka mau demo, silahkan saja, yang penting tidak anarkis dan dilakukan secara santun dalam menuntut hak. Namun alangkah baiknya lagi kalau menggunakan cara yang elegant, yakni membuat surat terbuka ditandatangani seluruh perwakilan cabor, dikirim ke bupati, DPRD, dan pihak-pihak terkait, sehingga ada perhatian khusus agar masalah ini segera terselesaikan, sarannya.
Sementara Ketua Kontingen Porprov Kotabaru, H Zainal Arifin belum bisa dikonfirmasi. Saat dihubungi melalui ponselnya, nada panggil yang masuk tidak diangkat.
Sebelumnya, pelatih cabang olah raga Panjat Dinding yang berhasil menyabet medali terbanyak yakni 9 emas, 10 perak dan 5 perunggu, Hamzah Pansuri mengatakan, ke sekian kalinya ia dan sejumlah atlit di Kotabaru mendapat informasi akan pencairan bonus, namun bersamaan itu pula janji tersebut belum juga terelisasi.
"Terhitung sudah lebih dari tiga kali janji bonus akan dibagi, dari awal tahun (Januari), karena uangnya belum cukup jadi diundur Februari atau Maret, tapi buktinya sama, hingga April dan Mei sudah hampir habis, belum juga dicairkan meski kabarnya dana sudah tercukupi dari talangan KONI," ujar Hamzah dengan nada tinggi.
Padahal lanjut dia, bonus tersebut merupakan harapan satu-satunya baginya dan rekan atlit yang kondisinya saat ini benar-benar membutuhkan menyusul belum ada pekerjaan tetap. �Bahkan selain sudah hutang di warung yang begitu banyak, kami juga harus menjual harta berharga satu-satunya sepeda motor yang kami miliki hanya untuk bertahan hidup,� paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
"Kita sangat menyayangkan sikap Dispora yang terkesan tidak peka terhadap masalah ini," kata Demisioner Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kotabaru, Rony Safriansyah, Senin.
"Buktinya dalam kesempatan Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) kita undang mereka, namu tak satupun yang hadir, alasanya sedang pergi mengikut pekan olah raga pelajar di luar daerah," katanya.
Karena sudah beberapa kali dijanjikan dan tidak kunjung datang, sejumlah atlet dan pelatih olahraga kontingen Kotabaru pada Pekan Olahraga Provinsi (Poprov) di Kabupaten Banjar akhir 2013, mengancam akan melakukan demo.
"Meski tidak menyarankan, namun kalau memang mereka mau turun menggelar demo silahkan saja, sebab bagaimanapun mereka menuntut hak yang seharusnya diserahkan karena dananya sudah ada," kata Rony.
Sebagai wadah bernaungnya atlet, KONI Kotabaru sudah berusaha sekuat tenaga agar bonus atlet yang dijanjikan berdasarkan pencapaian prestasi atas medali dalam Pekan Olah Raga Provinsi (Porpov) IX di Kabupaten Banjar pada Desember 2013 lalu itu segera dibagikan.
Berbagai upaya yang telah dilakukan KONI, salah satunya memperjuangkan dana talangan sebesar Rp1,1 miliar dari Rp1,6 miliar total bonus yang akan dibagikan, berasal dari anggaran yang diperuntukkan operasional KONI tahun 2014 ini.
Dijelaskan Rony, dengan kecukupan dana sebesar Rp1,6 miliar seharusnya sudah tidak ada masalah jika bonus bagi atlet dan pelatih itu dibagikan pada bulan April lalu, namun karena begitu panjangnya proses birokrasi di Dispora Kotabaru, dana itu belum juga bisa dibagikan kepada yang berhak hingga sekarang.
Oleh sebab itu, ia sangat memahami hilangnya kesabaran atlet dan pelatih yang terus menerus diberikan janji pencairan yang katanya sejak awal tahun, kemudian Februari, Maret, April hingga Mei ini sudah hampir habis, tapi belum juga bonus cair.
"Kalau mereka mau demo, silahkan saja, yang penting tidak anarkis dan dilakukan secara santun dalam menuntut hak. Namun alangkah baiknya lagi kalau menggunakan cara yang elegant, yakni membuat surat terbuka ditandatangani seluruh perwakilan cabor, dikirim ke bupati, DPRD, dan pihak-pihak terkait, sehingga ada perhatian khusus agar masalah ini segera terselesaikan, sarannya.
Sementara Ketua Kontingen Porprov Kotabaru, H Zainal Arifin belum bisa dikonfirmasi. Saat dihubungi melalui ponselnya, nada panggil yang masuk tidak diangkat.
Sebelumnya, pelatih cabang olah raga Panjat Dinding yang berhasil menyabet medali terbanyak yakni 9 emas, 10 perak dan 5 perunggu, Hamzah Pansuri mengatakan, ke sekian kalinya ia dan sejumlah atlit di Kotabaru mendapat informasi akan pencairan bonus, namun bersamaan itu pula janji tersebut belum juga terelisasi.
"Terhitung sudah lebih dari tiga kali janji bonus akan dibagi, dari awal tahun (Januari), karena uangnya belum cukup jadi diundur Februari atau Maret, tapi buktinya sama, hingga April dan Mei sudah hampir habis, belum juga dicairkan meski kabarnya dana sudah tercukupi dari talangan KONI," ujar Hamzah dengan nada tinggi.
Padahal lanjut dia, bonus tersebut merupakan harapan satu-satunya baginya dan rekan atlit yang kondisinya saat ini benar-benar membutuhkan menyusul belum ada pekerjaan tetap. �Bahkan selain sudah hutang di warung yang begitu banyak, kami juga harus menjual harta berharga satu-satunya sepeda motor yang kami miliki hanya untuk bertahan hidup,� paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014