Amuntai,  (Antaranews Kalsel) - Sebanyak 20 siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas daerah terpencil di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan tidak lulus ujian nasional 2013/2014.


Kepala SMA Negeri 1 Paminggir Kabupaten Hulu Sungai Utara, Sukiman di Amuntai, Kamis, mengatakan sebanyak delapan siswa dari sekolah yang dia pimpin tidak lulus ujian nasinal.

Kecamatan Paminggir, merupakan salah satu daerah terpencil di Kabupaten HSU, dimana berbagau sarana sekolah, transportasi dan lainnya masih sangat terbatas.

Sedangkan sekolah lain yang tidak lulus rata-rata hanya satu orang, kecuali Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Amuntai dan SMA PLK Ummi Salsabila Cempaka (swasta) masing-masing 4 dan 3 orang siswa yang tidak lulus.

Siswa yang tidak lulus Ujian Nasional (UN) di SMA Negeri 1 Peminggir untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masing-masing 4 orang, yakni dari 15 siswa di jurusan IPA yang lulus 11 orang, sedang di jurusan IPS yang berjumlah 31 orang yang lulus UN sebanyak 27 orang.

"Sekolah kita paling banyak yang tidak lulus UN, dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya, di Kabupaten HSU," katanya.

Sukiman berdalih, berbagai kekurangan sarana dan prasarana pendidikan termasuk tenaga pengajar menjadi kendala, bagi SMA Negeri 1 Paminggir untuk bisa bersaing dengan sekolah lain dalam mencapai prestasi UN.

"Sebagai sekolah kategori khusus yang berada di daerah terpencil tentu tidak bisa disamakan dengan sekolah lain, yang lebih maju baik dari segi jumlah guru dan fasilitas pendidikan," kata Sukiman saat di konfirmasi via seluler di Paminggir.

Sukiman mengaku agak menyayangkan karena materi soal UN antara siswa di daerah terpencil dengan siswa yang sekolah di perkotaan disamakan, padahal prasarana dan kualitas pengajar jauh berbeda.

"Masak materi soal UN untuk siswa yang di Paminggir harus sama dengan siswa yang di Jakarta, padahal fasilitas dan kualitas pendidikannya jauh berbeda," kata Sukiman.

Ia berharap fakta ini bisa menjadi perhatian dan pertimbangan pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, dengan harapan kedepannya dalam menyusunmateri soal UN khusus bagi siswa di daerah terpencil.

Lebih lanjut, Sukiman memaparkan, kurangnya tenaga guru pengajar di daerah terpencil juga menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh Dinas Pendidikan dalam upaya pemerataan kualitas pendidikan. ***3***

Biqwanto

(T.U004/B/B012/B012) 22-05-2014 20:27:34

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014