Sebanyak 176 dari jumlah total 2.000 petugas kesehatan yang dimiliki Guinea-Bissau positif mengidap virus corona jenis baru (COVID-19), menurut pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (16/6), memperingatkan bahwa rumah sakit hampir kewalahan.

Sistem perawatan kesehatan yang kurang lengkap di negara Afrika Barat itu sedang berjuang mengekang penyebaran virus corona, yang telah menginfeksi 1.400 orang lebih dan menelan 15 korban jiwa. Otoritas kesehatan meningkatkan kewaspadaan atas krisis oksigen untuk mengobati pasien.

Baca juga: 10 tambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 HSS, tiga diantaranya dari PDP yang meninggal

"Kamar-kamar di tiga rumah sakit besar Bissau saat ini penuh dengan pasien COVID-19 dan mengalami gangguan dalam layanan medis esensial," kata Joana Cortez, pakar WHO di Guinea-Bissau, selama seminar daring tentang dampak epidemi terhadap negara Afrika berbahasa Portugal.

Cortez mengatakan 176 tenaga kesehatan di negara tersebut terbukti positif virus corona. Jumlah itu setara dengan hampir sembilan persen dari total sekitar 2.000 anggota staf medis di negara tersebut, menurut hitungan Reuters berdasarkan jumlah dari otoritas kesehatan.

"Situasinya kacau," ungkap Cortez.

Petugas kesehatan berada dalam kondisi rentan sebab minimnya alat perlindungan berkualitas tinggi, menurut Tumane Balde, ketua komisi COVID-19 antarkementerian.

Sumber: Reuters

Baca juga: Candi Laras Selatan sumbang pasien positif COVID-19 terbanyak di Tapin


 

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020