Dolar AS jatuh pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah Federal Reserve mengumumkan akan membeli obligasi korporasi individu di pasar sekunder, memicu langkah pengambilan risiko atau risk-on yang mengirim saham AS lebih tinggi dan aset safe haven seperti dolar AS lebih rendah.

The Fed mengatakan akan mulai membeli obligasi korporasi pada Selasa melalui fasilitas kredit korporasi pasar sekunder (SMCCF), salah satu dari beberapa fasilitas darurat yang baru-baru ini diluncurkan oleh bank sentral AS untuk meningkatkan fungsi pasar setelah pandemi virus corona.

Bank sentral akan menggunakan pendekatan indeks saat melakukan pembelian, yang bertujuan untuk menciptakan portofolio yang didasarkan pada indeks pasar yang luas dan beragam dari obligasi korporasi Amerika Serikat.

Baca juga: Dolar AS di Tokyo Rabu diperdagangkan di kisaran 107,8 yen

Indeks dolar AS turun 0,47 persen dalam perdagangan sore di Amerika Utara menjadi 96,73. Terhadap euro, dolar melemah 0,52 persen menjadi 1,131 dolar dan terhadap pound, melemah 0,36 persen menjadi 1,259 dolar. Terhadap yen Jepang, safe-haven tradisional lainnya, dolar datar di 107,33 yen.

"Pergantian yang Anda lihat dengan dolar bertepatan dengan pengumuman The Fed tentang membuat indeks untuk membeli portofolio obligasi. Pasar menganggap itu sebagai sinyal risiko dan Anda melihat imbal hasil surat utang pemerintah naik di belakang itu. Dan itu bertepatan dengan sedikit langkah pengambilan risiko dalam mata uang juga. Jadi, dolar mengubah lintasan dari hari sebelumnya," kata Charles Tomes, manajer portofolio di Manulife Asset Management.

Dalam perdagangan semalam, aset-aset berisiko telah jatuh karena meningkatnya kekhawatiran gelombang kedua infeksi virus corona, yang telah mengangkat dolar. Setelah menghabiskan hari di wilayah negatif, indeks S&P 500 naik, terakhir menguat 0,26 persen.

Baca juga: Dolar AS di kisaran 109 yen awal perdagangan di Tokyo

Greenback naik secara signifikan pada Kamis (11/6/2020) dan Jumat (12/6/2020), karena para pedagang mencari tempat yang aman di tengah kekhawatiran atas kebangkitan kasus COVID-19 di seluruh Amerika Serikat.

China memperkenalkan kembali pembatasan di beberapa daerah setelah Beijing melaporkan kelompok infeksi baru terbesar sejak Februari. Di Amerika Serikat, lebih dari 25.000 kasus baru dilaporkan pada Sabtu (13/6/20200) saja.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020