Tingkat inflasi di Kalimantan Selatan 
bulan Mei 2020 mencapai 0,13 persen dengan indeks harga konsumen yang diwakili satu kota dan dua kabupaten bervariasi dibawah satu digit atau dibawah satu persen. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel Diah Utami di Banjarbaru, Rabu mengatakan, inflasi Kalsel diwakili tiga daerah yakni Kota Banjarmasin inflasi 0,11 persen, Tanjung 0,1 persen dan Kotabaru sebesar 0,28 persen.

"Inflasi terjadi karena kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya sebagian indeks kelompok pengeluaran," ujar Diah yang sudah menyampaikan hasil survey statistik pada jumpa pers di BPS Kalsel di Banjarbaru.

Disebutkan, kelompok mengalami kenaikan tertinggi adalah kelompok kesehatan sebesar 0,44 persen diikuti kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan kenaikan sebesar 0,41 persen.

Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 0,1 persen, kelompok transportasi sebesar 0,04 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.

"Komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi antara lain bawang merah, daging ayam ras, beras, pepaya dan ikan patin," ucap pejabat perempuan di lingkungan BPS Kalsel itu. 

Sedangkan komoditas mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi sesuai hasil survei statistik BPS antara lain, telur ayam ras, gula pasir, bawang putih, ikan gabus dan buah semangka.

Sementara itu, perbandingan inflasi antarkota dari 90 kota di Indonesia, tercatat 67 kota mengalami inflasi, tertinggi di Tanjung Pandan dan 23 kota mengalami deflasi terendah di Tanjung Pinang, Bogor dan Madiun.

Di Pulau Kalimantan terdapat 12 kota IHK, 11 diantaranya mengalami inflasi dan hanya Kota Tarakan mengalami deflasi sebesar 0,27 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Sintang 0,62 persen, dan terendah di Tanjung 0,1 persen.

 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020