Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, masih mewaspadai serangan flu burung yang mungkin terjadi lagi di daerahnya setelah virus H5N1 mematikan ribuan itik milik para peternak di daerah tersebut.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmafet Putu Susila di Amuntai, Rabu, mengatakan bahwa pihaknya belum berani memastikan HSU bebas sepenuhnya dari penyebaran flu burung meski dari hasil penyisiran petugas sudah tidak dijumpai lagi ternak itik yang mati akibat virus H5N1.

"Apalagi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memperpanjang masa berlakunya siaga flu burung hingga 30 April nanti," katanya.

Semula batas waktu siaga flu burung untuk Kalsel berlaku 12 Maret--12 April 2014. Namun, atas pertimbangan teknis dan peninjauan ulang petugas Balai Veteriner ke sentra-sentra peternakan di Kalsel menyebabkan masa siaga flu burung diperpanjang 15--30 April 2014.

Menurut Putu, untuk memastikan HSU bebas sepenuhnya dari penularan virus flu burung harus diputus secara total kembang biak ternak dari populasi lama di semua sentra peternakan itik.

"Namun, untuk melakukan itu tentu akan merugikan masyarakat karena mata pencaharian mereka bertumpu pada peternakan itik," katanya.

Selain itu, Diskannak juga tidak bisa sepenuhnya mengawasi penjualan ternak itik keluar daerah meski sudah memberikan imbauan dan sosialisasi kepada peternak.

Seiring dengan perpanjangan masa siaga flu burung untuk wilayah Kalsel, pihak Disnak Kalsel juga masih melarang petugas Dinas Peternakan di kabupaten/kota mengeluarkan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) bagi peternak yang ingin menjual ternak itik keluar daerah.

"Namun, karena ini urusan perut, peternak kadang main kucing-kucingan dengan petugas agar bisa menjual hasil tenak itik mereka," katanya.

Bahkan, sentra pembibitan di Desa Mamar masih turun jumlah produksinya. Sebelumnya, jumlah produksi mencapai 48.000 anak itik, kini hanya berproduksi 10.000 saja alias berkurang sepertiganya.

Kurangnya permintaan dari luar daerah ini, kata Putu, dikarenakan pemerintah kabupaten/kota telah mengimbau peternak menyetop sementara kegiatan pembelian ternak itik dari luar daerah untuk menghentikan siklus penularan virus flu burung.

Hingga kini, kata dia, para peternak itik masih rutin membersihkan kandang ternak itik milik mereka dengan cairan disinfektan.

Ia mengatakan bahwa sebagian peternak terpaksa harus membeli sendiri obat disinfektan karena stok yang dimiliki Diskannak HSU sudah habis.

Sebanyak 240 liter cairan disinfektan bantuan Dinas Peternakan Provinsi, kata Putu, sudah habis dibagi-bagikan kepada para peternak itik di daerahnya sehingga peternak berinisatif membelinya ke toko-toko obat.

"Saat ini Disnak Provinsi Kalsel sedang melakukan pengadaan obat dan saya dengar stok sudah ada. Mudah-mudahan bisa disalurkan lagi ke daerah-daerah," katanya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014