Sebagian besar warga Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, mengeluh akibat tingginya harga bawang merah di seluruh pasar tradisional yang mencapai Rp60.000/kg.

Salah satu warga Desa Sari Gadung Kecamatan Simpang Empat, Ny Diba, di Batulicin Jum'at mengatakan, kenaikan harga bawang merang terjadi sejak dua minggu yang lalu dan terjadi di seluruh pasar yang ada di"Bumi Bersujud".

"Kami tidak mengetahui secara persis apa yang meyebabkan kenaikan bawang hingga mencapai 80 persen dari harga biasan," katanya.

Berbeda dengan harga bawang putih saat ini justru mengalami penurunan harga hingga Rp10.000/kg dari harga awal Rp40.000/kg.

Sama halnya dengan harga gula pasir, hapir dua pekan terahir juga mengalami penurunan harga yang awalnya Rp21.000/kg turun Rp3000 menjadi Rp18.000/kg.

"Kami sangat harap kepada pemerintah daerah agar segera melakukan tindakan terkait kenaikan harga bawang merah, jangan sampai masyarakat tidak mampu membeli bawang merah karena harganya terus meningkat," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagri) Tanah Bumbu, H. Deni Haryanto membenarkan, bahwa beberapa pekan terahir harga bawang merah di seuluh pasar tradisional Tanah Bumbu mengalami kenaikan hingga 80 persen.

"Kenaikan harga bawang merah tersebut disebabkan menurunya suplai bawang dari Daerah lain ke Tanah Bumbu," ujarnya.

Dia menjelaskan, saat ini Tanah Bumbu mengandalkan bawang merah dari daerah lain seperti daerah Sulawesi dan NTB.

Oleh Sebab itu, suplai bawang merah dari daerah lain menurun secara otomatis satok di pasar Tanah Bumbu semakin menipis.

"Menyikapi hal ini, pemerintah daerah dalam waktu dekan akan melakukan monitoring diseluruh pasar untuk memastikan tidak ada pedagagang yang melakukan penimbinan bawang," pungkasnya.

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020