Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan, sekitar 50 persen masih didukung sektor pertambangan, ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kalsel Muhammad Jasran.


"Pertumbuhan ekonomi Kalsel masih terpengaruh perekonomian global, karena 50 persennya masih didukung potensi tambang," kata Jasran di Amuntai, Rabu.

Akibatnya, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi Kalsel tiga tahun terakhir mengalami perlambatan, karena cukup tergantung pada potensi tambang yang dimiliki.

Untuk mengurangi ketergantungan itu, kata Jasran melalui rilis Pemkab HSU, Pemprov Kalsel mengharapkan pemerintah kabupaten/kota dapat memanfaatkan potensi lokal yang dimiliki, guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan agar tidak mudah terkena pengaruh buruk perekonomian global.

Menurut Kepala Bappeda, untuk menjaga pertumbuhan perekonomian daerah maka kebijakan pembangunan Kalsel ke depan akan lebih bertumpu pada sektor pembangunan yang berkelanjutan seperti bidang pertanian dan perkebunan.

Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat daripada pembangunan yang bertumpu pada sektor pertambangan.

Ia mencontohkan, Kabupaten Hulu Sungai Utara memilki potensi khas seperti usaha kerajinan, serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), selain peternakan itik alabio dan kerbau rawa.

"Potensi pertanian secara umum juga dimiliki daerah ini yang perlu terus dikembangkan" imbuhnya.

Jasran mengharapkan pengembangan potensi khas daerah ini mendapat perhatian untuk dibahas pada Musrenbang yang bertujuan menyusun rancangan akhir RKPD 2015.

Kepala Bappeda Kalsel ini juga mengingatkan berbagai tantangan tahun 2015 yang perlu diantispasi pemda dan berbagai elemen masyarakat seperti mulai dibukanya pasar bebas ASEAN dan perubahan iklim.

"Mulai 2015 tenaga kerja dan produk dari negara-negara ASEAN akan masuk dan bersaing dengan tenaga kerja serta produk daerah. Kita tidak bisa lagi menolaknya," Katanya.

Karena sektor pertanian memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di HSU khususnya, Jasran juga mewanti-wanti bahaya perubahan iklim atau cuaca ekstrem yang tidak bisa ditebak.

  "Perubahan iklim yang begitu cepat bisa berdampak terhadap pembangunan sektor pertanian," katanya.   

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014