Oleh Yose Rizal
Banjarbaru, (Antaranews.Kalsel) - Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Sabrie Madani mengatakan, siaga flu burung menyusul kematian ribuan ekor unggas jenis itik pada empat kabupaten di provinsi setempat.
"Status Kalsel siaga flu burung dan kematian ribuan ekor itik pada tiga dari empat kabupaten sudah dinyatakan positif terserang flu burung," ujarnya dalam jumpa pers di Kantor Dinas Peternakan di Banjarbaru, Minggu.
Disebutkan, tiga kabupaten yang positif unggas itik terserang flu burung adalah Kabupaten Tanah Laut dengan jumlah kematian itik 1.498 ekor pada satu peternakan di Desa Pulosari dan sudah didisinfektan kandang.
Kemudian, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) pada 20 Februari 2014 ditemukan kematian itik sebanyak 1.970 ekor yang tersebar di empat kecamatan yakni Kandangan, Sungai Raya, Angkinang dan Kelumpang.
Satu kabupaten lagi adalah Hulu Sungai Tengah pada 20 Februari 2014 dengan jumlah kematian itik mencapai 16.200 ekor tersebar tiga kecamatan yakni Labuan Amas Selatan, Pandawan dan Kecamatan Haruyan.
"Kasus terakhir adalah kematian 1.290 ekor itik pada tiga kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara yakni Amuntai, Amuntai Tengah dan Babirik dan penyebabnya belum diketahui karena masih uji lab," ucapnya.
Menurut dia, selain empat daerah itu, juga diterima laporan kematian itik di Kabupaten Tabalong dan Banjarbaru sehingga pihaknya menjalin koordinasi dengan dinas terkait di kabupaten dan kota mencegah penularannya.
"Kami masih fokus menangani daerah yang terserang flu burung, sedangkan daerah belum tertular juga diimbau mengambil langkah-langkah strategis sehingga serangan penyakit tidak menyebar," ujarnya.
Dikatakan, pihaknya masih belum mengetahui dari mana virus H5N1 atau flu burung yang menyerang itik itu berasal karena informasi di lapangan, awal kasusnya sebelum kematian itik berbeda-beda.
"Mengenai dari mana asal virusnya masih belum diketahui, tetapi dari laporan kematian itik di Tala, karena peternak membawa itik yang baru di beli ke kandang, tetapi bisa juga dari mobil pengangkutnya," jelas dia.
Ditambahkan, pihaknya juga sudah melakukan pembagian disinfektan ke daerah-daerah yang kematian itiknya tinggi terutama empat kabupaten sebanyak 200 liter dan diharapkan melakukan penyemprotan kandang.
"Langkah lain adalah supervisi dan monitoring termasuk rakor dengan dinas peternakan kabupaten dan kota serta peternak breeding dan mandiri untuk mencegah penularan flu burung ke daerah lain," katanya.
Diharapkan, serangan penyakit flu burung pada itik tidak mempengaruhi produksi itik baik pedaging maupun itik petelur karena jumlah itik yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota Kalsel mencapai 4,8 juta ekor.
"Harapan kami, flu burung yang menyerang itik tidak mempengaruhi populasinya karena itik merupakan unggas yang banyak dikonsumsi masyarakat Kalsel baik daging maupun telurnya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Banjarbaru, (Antaranews.Kalsel) - Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Sabrie Madani mengatakan, siaga flu burung menyusul kematian ribuan ekor unggas jenis itik pada empat kabupaten di provinsi setempat.
"Status Kalsel siaga flu burung dan kematian ribuan ekor itik pada tiga dari empat kabupaten sudah dinyatakan positif terserang flu burung," ujarnya dalam jumpa pers di Kantor Dinas Peternakan di Banjarbaru, Minggu.
Disebutkan, tiga kabupaten yang positif unggas itik terserang flu burung adalah Kabupaten Tanah Laut dengan jumlah kematian itik 1.498 ekor pada satu peternakan di Desa Pulosari dan sudah didisinfektan kandang.
Kemudian, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) pada 20 Februari 2014 ditemukan kematian itik sebanyak 1.970 ekor yang tersebar di empat kecamatan yakni Kandangan, Sungai Raya, Angkinang dan Kelumpang.
Satu kabupaten lagi adalah Hulu Sungai Tengah pada 20 Februari 2014 dengan jumlah kematian itik mencapai 16.200 ekor tersebar tiga kecamatan yakni Labuan Amas Selatan, Pandawan dan Kecamatan Haruyan.
"Kasus terakhir adalah kematian 1.290 ekor itik pada tiga kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara yakni Amuntai, Amuntai Tengah dan Babirik dan penyebabnya belum diketahui karena masih uji lab," ucapnya.
Menurut dia, selain empat daerah itu, juga diterima laporan kematian itik di Kabupaten Tabalong dan Banjarbaru sehingga pihaknya menjalin koordinasi dengan dinas terkait di kabupaten dan kota mencegah penularannya.
"Kami masih fokus menangani daerah yang terserang flu burung, sedangkan daerah belum tertular juga diimbau mengambil langkah-langkah strategis sehingga serangan penyakit tidak menyebar," ujarnya.
Dikatakan, pihaknya masih belum mengetahui dari mana virus H5N1 atau flu burung yang menyerang itik itu berasal karena informasi di lapangan, awal kasusnya sebelum kematian itik berbeda-beda.
"Mengenai dari mana asal virusnya masih belum diketahui, tetapi dari laporan kematian itik di Tala, karena peternak membawa itik yang baru di beli ke kandang, tetapi bisa juga dari mobil pengangkutnya," jelas dia.
Ditambahkan, pihaknya juga sudah melakukan pembagian disinfektan ke daerah-daerah yang kematian itiknya tinggi terutama empat kabupaten sebanyak 200 liter dan diharapkan melakukan penyemprotan kandang.
"Langkah lain adalah supervisi dan monitoring termasuk rakor dengan dinas peternakan kabupaten dan kota serta peternak breeding dan mandiri untuk mencegah penularan flu burung ke daerah lain," katanya.
Diharapkan, serangan penyakit flu burung pada itik tidak mempengaruhi produksi itik baik pedaging maupun itik petelur karena jumlah itik yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota Kalsel mencapai 4,8 juta ekor.
"Harapan kami, flu burung yang menyerang itik tidak mempengaruhi populasinya karena itik merupakan unggas yang banyak dikonsumsi masyarakat Kalsel baik daging maupun telurnya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014