Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sejak terjadinya pandemi Coronavirus merasakan dampak buruknya, karena omzet pendapatannya turun drastis.

Pengusaha Mandiri Aki Belitung (MAB) di Kota Banjarmasin, Yadi, Jumat mengatakan, sudah hampir dua bulan ini usahanya sepi, bahkan pendapatan yang biasanya bisa mencapai Rp2 juta-Rp3 juta per hari kini hanya tersisa kisaran Rp300 ribu per hari.

"Selain barang-barang yang kami jual seperti, alumunium, aki bekas harganya turun drastis, orang yang datang ke toko untuk membeli aki, atau melakukan perbaikan aki juga sepi," katanya.

Kondisi itulah yang membuat omzet yang biasanya mencapai jutaan kini hanya ratusan ribu rupiah perhari, lanjut dia.

Saat kondisi normal, Jaini yang juga pengusaha aki, pihaknya berencana membangun cabang di luar Kota Banjarmasin atau di pinggiran kota.

Namun setelah terjadinya pandemi Virus Corona atau COVID-19, usahanya jadi sepi sehingga rencana untuk membuka cabang ditunda, hingga kondisi benar-benar pulih seperti sedia kala.

"Bahkan saat Corona virus baru menyerang negara China, usaha aki terutama untuk penjualan barang bekas ke China harganya jadi anjlok, terlebih saat COVID-19 itu sampai di Indonesia, dampaknya semakin kuat menurunkan omzet pendapatannya.

Dalam satu bulan, lanjut Janini, harga barang yang dikirim ke China turun hingga delapan kali secara beruntun.

Hal itu yang membuat usaha kecil seperti yang mereka geluti ini semakin kelimpungan.

Ia berharap, kondisi seperti ini segera pulih, dan meminta masyarakat mematuhi anjuran pemerintah terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Karena usaha septi dan omzetnya turun bukan hanya ia lamai sendiri, tetapi banyak usaka mikro kecil dan menengah merasakan hal yang sama.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Industri, serta instansi terkait lainnya di Kota Banjarmasin belum berhasil dikonfirmasi terkait masalah tersebut. 

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020