Bagi banyak orang mendengar suara alat musik Sape mungkin terasa asing, apalagi melihat alat musiknya, tapi tidak bagi anak muda yang bernama Muhammad Irfan Maulana
 yang berasal dari pedalaman Kabupaten Tabalong ini, musik ini sudah bagian dari hidupnya karena mungkin ialah salah satu yang pandai memainkan musik ini.

Anak muda ganteng yang kini lagi menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Banjarmasin ini, bukan saja pandai memainkan alat musik yang konon diciptakan oleh nenek moyang Orang Kalimantan ini, tetapi juga sudah beberapa kali tampil sekala lokal, regional, dan nasional.

Sebagai contoh, Irfan panggilan akrab yang sekarang tinggal di Sungai Jingah RT 01 gang Mendumay
 Banjarmasin ini, bukan saja tampil di banua Kalsel, tetapi juga pernah tampil di Jakarta, tangerang, dan kota besar lainnya.

Ketika ditanya kapan mulai mengenal alat musik yang terbuat dari kayu buah-buahan tersebut, Irfan mengakui pada awalnya melihat salah seorang pemain sape dari Kalimantan Utara yang bernama Uyau Moris. 
Irfan Maulana pemain musik Sape, asli banua
"Pada saat itu Uyau Moris belum terkenal seperti sekarang ini, ia memainkan lagu2 pop dengan alat musik ini, dan itu juga membuat saya menjadi takjub & bikin penasaran ingin belajar." kata Irfan. 

Pada akhirnya irfan mengaku membeli sendiri alat musik itu setelah mengumpulkan uang hasil bermain musik. Namun, irfan sempat kebingungan untuk belajar karena di Kalsel sendiri hampir tidak ada yang bisa memainkan alat musik ini secara pakem, yakni menguasai teknik dasar cara pemetikan aslinya. 

Kalau hanya sekedar memainkan mungkin banyak, namun yang sulit mencari orang yang benar-benar bisa secara pakem atau dasarnya. Kemudian, akhirnya Irfan mencoba belajar otodidak melalui youtube, dan bertanya juga kepada maestro-maestro sape melalui aplikasi pesan BBM, termasuk Uyau Moris.
 
Irfan Maulana pemain musik Sape, asli banua
"Perasaan saya tentu sangat senang, walaupun belum bisa menguasai secara ahli seperti maestro-maestro sape, namun sebagai orang Kalimantan asli saya patut berbangga, karena inilah salah satu peninggalan nenek moyang orang kalimantan," tuturnya. 

"Saya baru pernah main di tanah air, tapi kedepan saya berharap bisa sampai tampil skala ke internasional," kata Irfan sambil tersenyum saat berkunjung ke Kantor Berita Antara Kalsel, Banjarmasin baru-baru ini.

Alat musik ini disebutkannya kebanyakan memainkannya secara solo, atau duet dengan pemain sape lainnya, tetapi bisa juga digabungkan dengan alat musik tradisi lain sebagai penggriring tarian. Namun, semakin berkembangnya zaman, orang-orang bisa menggabungkannya pada group Band, Akustik, Dll.
Irfan Maulana pemain musik Sape, asli banua


Irfan sendiri berharap anak-anak muda khususnya anak muda asli Kalimantan bisa memainkan alat ini. Zaman sekarang, alat ini sudah cukup terkenal karena diperkenalkan oleh musisi-musisi Sape. 

Yang menjadi persoalan ialah keharusan anak muda untuk mempelajari cara memainkannya. Karena tidak selamanya pemain Sape ini akan terus bertahan setiap tahunnya, dan tentu membutuhkan generasi penerus. 

Kalau hanya bisa menonton, dan mendengarkan saja mana mungkin alat ini bisa bertahan. Dan Irfan mengaku satu keinginannya yang belum tercapai yakni mencari keberadaan alat musik Sensape, alat musik khas Dayak Deah, Upau Tabalong, .  

Semoga saja kedepan bisa menemukan pemain Sensape ini, dan bisa belajar agar mampu juga mengangkat popularitasnya seperti alat musik sape yang terkenal sampai ke Internasional.
Irfan Maulana pemain musik Sape, asli banua

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020