Oleh Syamsuddin Hasan

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua DPRD Kalimantan Selatan Kolonel Inf (Purn) Nasib Alamsyah meragukan realisasi rencana pembangunan terowongan penghubung Pulau Laut ibu kota Kabupaten Kotabaru dengan daratan Pulau Kalimantan.


"Membuat terowongan sebagai prasarana perhubungan bukan hal yang mudah, apalag melalui bawah laut," ujarnya di Banjarmasin, Rabu.

Belum lagi faktor lain, seperti sumber pendanaan, yang belum ada kejelasan, dan tidak begitu mudah menggelontorkan anggaran. "Terlebih mencapai triliunan rupiah," katanya.

Mengenai PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) selaku investor pembangunan terowongan tersebut, pensiunan perwira menengah TNI-AD itu kembali mempertanyakan, apakah mungkin?

"Apalagi perusahaan tersebut belakangan menghadapi masalah larangan ekspor hasil tambang dalam bentuk mentah," lanjut mantan Komandan Korem Bone, Sulawesi Selatan itu.

"Sebelumnya perusahaan pertambangan bijih besi di Pulau Sebuku, Kotabaru itu juga berjanji membangunkan jembatan yang menghubungkan Pulau Laut dengan daratan Kalimantan," ujar Nasib Alamsyah.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Bupati Kotabaru Irhami Ridjani menyatakan, perusahaan bijih besi di kabupatennya itu akan menjadi investor pembangunan terowongan yang menghubungan Pulau Laut dengan daratan Kalimantan.

"Karena biaya pembuatan terowongan itu kurang dari Rp1 triliun, maka investornya masih tetap PT SILO, lebih murah dibandingkan dengan membangun jembatan," ujar orang nomor satu di jajaran pemerintah kabupaten (Pemkab) tersebut.

Untuk pembangunan terowongan tersebut, kemungkinan investor itu melakukan ekspose sekitar 25 Februari 2014 atau sesudahnya, ungkap Irhami seraya menambahkan, pelaksana pembangunan mungkin perusahaan dari China.

Pembangunan terowongan tersebut, memerlukan waktu sekitar empat tahun atau lebih lama dua tahun dibandingkan dengan pembangunan jembatan cukup dalam waktu dua tahun saja.

  "Apabila rencana pembuatan terowongan antara Pulau Laut - daratan Kalimantan terealisasi, mungkin ini satu-satunya terowongan di `banua` kita sebagai prasarana perhubungan," demikian Irhami.   

Pewarta:

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014