Masyarakat Korea Selatan mulai mendatangi tempat pemungutan suara untuk pemilihan umum anggota parlemen pada Rabu, dengan mengenakan masker dan sarung tangan plastik sebagai langkah pencegahan di tengah wabah virus corona.
Sekitar 14.000 tempat pemungutan suara di seluruh wilayah negara itu buka mulai pukul enam pagi waktu setempat, setelah disemprot disinfektan terlebih dahulu.
Selain mengenakan masker, para pemilih juga harus dicek suhu tubuh ketika sampai di lokasi, dan siapa saja yang suhunya di atas 37,5 derajat Celsius akan diarahkan ke bilik khusus.
Semua pemilih diharuskan menggunakan cairan pembersih tangan dan menggunakan sarung tangan plastik ketika memilih di bilik suara dan menjaga jarak sejauh satu meter dengan orang lain.
Pemilihan umum itu akan menentukan siapa yang berhak mendapat kursi di parlemen, yang kemudian akan berpengaruh pada agenda Presiden Moon Jae-in di dua tahun terakhir masa jabatannya, seperti pembukaan lapangan kerja, peningkatan upah minimal, dan pendekatan kembali dengan Korea Utara.
Secara global, Korea Selatan adalah negara pertama yang menggelar pemilu umum nasional dalam masa pandemi COVID-19 ini ketika banyak negara memutuskan untuk menundanya.
"Saya sempat merasa was-was bahwa pemilihan ini tidak ditunda, namun saya datang sendiri ke sini dan merasa ada baiknya kita melakukannya sesuai jadwal karena orang-orang jadi lebih memperhatikan dan melakukan pembatasan jarak dengan ketat," kata salah satu pemilih, Choi Sun-hwa.
Hingga pukul sembilan pagi, jumlah partisipan tercatat 8% menurut data Komisi Pemilihan Nasional, lebih tinggi 0,9% dibandingkan pemilihan umum yang sama tahun 2016. Angka itu tidak termasuk hampir 27% partisipan lain yang sudah memilih lebih awal pada pekan lalu.
Di antara para pemilih itu, 2.800 orang merupakan pasien COVID-19 yang diizinkan memilih melalui surat elektronik dan bilik suara khusus untuk pemungutan suara lebih dulu.
Sementara itu, lebih dari 13.000 orang yang tengah menjalani karantina mandiri telah mendaftar menjadi pemilih dan baru diizinkan untuk memberikan suara setelah para pemilih lainnya pulang, pukul enam sore.
Selain di hari pemungutan suara, "suasana pandemi" juga muncul semasa kampanye dengan para calon anggota parlemen mengenakan masker dan melakukan salam kepalan tangan.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Sekitar 14.000 tempat pemungutan suara di seluruh wilayah negara itu buka mulai pukul enam pagi waktu setempat, setelah disemprot disinfektan terlebih dahulu.
Selain mengenakan masker, para pemilih juga harus dicek suhu tubuh ketika sampai di lokasi, dan siapa saja yang suhunya di atas 37,5 derajat Celsius akan diarahkan ke bilik khusus.
Semua pemilih diharuskan menggunakan cairan pembersih tangan dan menggunakan sarung tangan plastik ketika memilih di bilik suara dan menjaga jarak sejauh satu meter dengan orang lain.
Pemilihan umum itu akan menentukan siapa yang berhak mendapat kursi di parlemen, yang kemudian akan berpengaruh pada agenda Presiden Moon Jae-in di dua tahun terakhir masa jabatannya, seperti pembukaan lapangan kerja, peningkatan upah minimal, dan pendekatan kembali dengan Korea Utara.
Secara global, Korea Selatan adalah negara pertama yang menggelar pemilu umum nasional dalam masa pandemi COVID-19 ini ketika banyak negara memutuskan untuk menundanya.
"Saya sempat merasa was-was bahwa pemilihan ini tidak ditunda, namun saya datang sendiri ke sini dan merasa ada baiknya kita melakukannya sesuai jadwal karena orang-orang jadi lebih memperhatikan dan melakukan pembatasan jarak dengan ketat," kata salah satu pemilih, Choi Sun-hwa.
Hingga pukul sembilan pagi, jumlah partisipan tercatat 8% menurut data Komisi Pemilihan Nasional, lebih tinggi 0,9% dibandingkan pemilihan umum yang sama tahun 2016. Angka itu tidak termasuk hampir 27% partisipan lain yang sudah memilih lebih awal pada pekan lalu.
Di antara para pemilih itu, 2.800 orang merupakan pasien COVID-19 yang diizinkan memilih melalui surat elektronik dan bilik suara khusus untuk pemungutan suara lebih dulu.
Sementara itu, lebih dari 13.000 orang yang tengah menjalani karantina mandiri telah mendaftar menjadi pemilih dan baru diizinkan untuk memberikan suara setelah para pemilih lainnya pulang, pukul enam sore.
Selain di hari pemungutan suara, "suasana pandemi" juga muncul semasa kampanye dengan para calon anggota parlemen mengenakan masker dan melakukan salam kepalan tangan.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020