Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan supermoon (bulan purnama) pink terbesar sepanjang tahun ini akan dapat disaksikan pada 08 April 2020 pukul 01.08 WIB nanti malam.
"Yang terbesar adalah 8 April, terbesar di antara dua yang lain," kata Kepala Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Hendra Suwarta melalui sambungan telepon dengan ANTARA di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan pada tahun ini ada tiga kejadian supermoon, yaitu posisi bulan yang berada di titik terdekat dari Bumi. "Orang sebut perige," katanya.
Ketiga supermoon tersebut antara lain terjadi pada 7 Maret, 8 April dan 7 Mei. Yang terbesar di antara ketiga supermoon itu adalah pada 8 April.
Baca juga: Gerhana bulan terakhir di 2018
Hendra mengatakan ukuran supermoon adalah sekitar 14 persen dibandingkan dengan minimoon, sementara jaraknya dari Bumi adalah sekitar 356.910 kilometer (km).
Sementara itu, pada minimoon, yaitu posisi terjauh Bulan dari Bumi, jaraknya dari Bumi adalah sekitar 400.000 km, selisih sekitar 50 km lebih jauh dibandingkan supermoon.
Supermoon tersebut, kata dia, akan dapat dilihat pada malam 7 April dan puncaknya akan terlihat pada 8 April pukul 01.08 WIB dini hari.
"Jadi tanggal 7 malam sudah mulai besar, kelihatan karena sudah menuju ke perigenya, sudah mulai besar. Tapi nanti puncak terbesarnya itu di jam 01.08 WIB," katanya.
Baca juga: Shalat gerhana bulan jelang subuh
Ia mengatakan supermoon tersebut akan lebih cenderung terlihat berwarna merah muda karena sinarnya terpantulkan oleh awan di sekitarnya.
"Sebetulnya itu karena terdekat, jadi kelihatan lebih cenderung warna pink. Walaupun tidak pink sekali seperti yang kita perkirakan. Tapi memang cenderung ke arah pink," ujarnya.
Sementara itu, Hendra juga mengatakan bahwa masyarakat di seluruh Indonesia akan dapat menyaksikan kecantikan supermoon tersebut bahkan jika disaksikan dari sekitar rumah.
"Iya, seluruh Indonesia bisa menyaksikannya. Aman (dilihat) dari rumah, aman juga dari (kemungkinan terpapar) COVID-19 karena lihatnya dari rumah," katanya, merujuk kepada wabah yang ditimbulkan oleh virus SARS-CoV-2 yang masih menjangkiti banyak negara, termasuk Indonesia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Yang terbesar adalah 8 April, terbesar di antara dua yang lain," kata Kepala Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Hendra Suwarta melalui sambungan telepon dengan ANTARA di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan pada tahun ini ada tiga kejadian supermoon, yaitu posisi bulan yang berada di titik terdekat dari Bumi. "Orang sebut perige," katanya.
Ketiga supermoon tersebut antara lain terjadi pada 7 Maret, 8 April dan 7 Mei. Yang terbesar di antara ketiga supermoon itu adalah pada 8 April.
Baca juga: Gerhana bulan terakhir di 2018
Hendra mengatakan ukuran supermoon adalah sekitar 14 persen dibandingkan dengan minimoon, sementara jaraknya dari Bumi adalah sekitar 356.910 kilometer (km).
Sementara itu, pada minimoon, yaitu posisi terjauh Bulan dari Bumi, jaraknya dari Bumi adalah sekitar 400.000 km, selisih sekitar 50 km lebih jauh dibandingkan supermoon.
Supermoon tersebut, kata dia, akan dapat dilihat pada malam 7 April dan puncaknya akan terlihat pada 8 April pukul 01.08 WIB dini hari.
"Jadi tanggal 7 malam sudah mulai besar, kelihatan karena sudah menuju ke perigenya, sudah mulai besar. Tapi nanti puncak terbesarnya itu di jam 01.08 WIB," katanya.
Baca juga: Shalat gerhana bulan jelang subuh
Ia mengatakan supermoon tersebut akan lebih cenderung terlihat berwarna merah muda karena sinarnya terpantulkan oleh awan di sekitarnya.
"Sebetulnya itu karena terdekat, jadi kelihatan lebih cenderung warna pink. Walaupun tidak pink sekali seperti yang kita perkirakan. Tapi memang cenderung ke arah pink," ujarnya.
Sementara itu, Hendra juga mengatakan bahwa masyarakat di seluruh Indonesia akan dapat menyaksikan kecantikan supermoon tersebut bahkan jika disaksikan dari sekitar rumah.
"Iya, seluruh Indonesia bisa menyaksikannya. Aman (dilihat) dari rumah, aman juga dari (kemungkinan terpapar) COVID-19 karena lihatnya dari rumah," katanya, merujuk kepada wabah yang ditimbulkan oleh virus SARS-CoV-2 yang masih menjangkiti banyak negara, termasuk Indonesia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020