Petinggi dua klub, Brescia dan Torino, satu suara menanggapi situasi pandemi global COVID-19 yang terjadi saat ini dan meminta Liga Italia musim 2019/20, yang tengah ditangguhkan, dibatalkan sama sekali.
Presiden Brescia Massimo Cellino menyatakan bahwa COVID-19 telah menimbulkan krisis skala nasional di Italia dan sudah saatnya bagi orang-orang yang bersikeras sepak bola dilanjutkan agar lebih mengutamakan bagaimana menyelamatkan nyawa manusia.
"Nyawa yang utama. Nyawa, camkan itu," kata Cellino kepada Corriere dello Sport sebagaimana dilansir AFP, Minggu.
"Semuanya harus ditangguhkan ke musim depan. Ini saatnya bersikap realistis dan terhormat. Ini wabah," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Nainggolan berkarier sampai usia 50 karena bosan dengan corona
Brescia bermarkas di Lombardia, provinsi di Italia yang paling parah terdampak COVID-19 dengan jumlah kematian melampaui 3.000 orang hingga Sabtu (21/3).
Klub-klub yang bermarkas di Lombardia sejauh ini bersikap tidak akan bermain dalam waktu dekat, sementara beberapa klub di wilayah lain seperti Napoli sudah berencana untuk menggelar latihan lagi pekan depan.
Napoli berada di Campania, wilayah yang sejauh ini "hanya" menyumbangkan 22 korban jiwa dalam kematian akibat COVID-19 di Italia.
Menurut Presiden Torino Urbano Cairo, kondisi bahwa wilayah sebuah klub tidak terlalu terdampak tak lagi relevan dalam situasi krisis COVID-19 yang sudah berskala nasional di Italia.
"Mengatakan wilayah saya tidak bermasalah adalah sesuatu yang konyol ketika situasinya terus berubah secara cepat," kata Cairo.
Baca juga: Presiden Asosiasi Pesepak bola Italia keberatan tim kembali berlatih pekan depan
Oleh karena itu, Cellino bersikeras bahwa Liga Italia Serie A musim 2019/20 memang sudah sepantasnya dihentikan.
"Musim ini berakhir. Siapapun yang menginginkan gelar juara berlumur darah ini, silakan. Musim ini selesai," kata Cellino.
"Dan saya mengatakannya bukan karena semata-mata Brescia berada di dasar klasemen," pungkasnya.
Data WHO terkini menyebutkan 47.021 orang telah tertular COVID-19 di Italia hingga 21 Maret dengan 4.032 orang meninggal karenanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Presiden Brescia Massimo Cellino menyatakan bahwa COVID-19 telah menimbulkan krisis skala nasional di Italia dan sudah saatnya bagi orang-orang yang bersikeras sepak bola dilanjutkan agar lebih mengutamakan bagaimana menyelamatkan nyawa manusia.
"Nyawa yang utama. Nyawa, camkan itu," kata Cellino kepada Corriere dello Sport sebagaimana dilansir AFP, Minggu.
"Semuanya harus ditangguhkan ke musim depan. Ini saatnya bersikap realistis dan terhormat. Ini wabah," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Nainggolan berkarier sampai usia 50 karena bosan dengan corona
Brescia bermarkas di Lombardia, provinsi di Italia yang paling parah terdampak COVID-19 dengan jumlah kematian melampaui 3.000 orang hingga Sabtu (21/3).
Klub-klub yang bermarkas di Lombardia sejauh ini bersikap tidak akan bermain dalam waktu dekat, sementara beberapa klub di wilayah lain seperti Napoli sudah berencana untuk menggelar latihan lagi pekan depan.
Napoli berada di Campania, wilayah yang sejauh ini "hanya" menyumbangkan 22 korban jiwa dalam kematian akibat COVID-19 di Italia.
Menurut Presiden Torino Urbano Cairo, kondisi bahwa wilayah sebuah klub tidak terlalu terdampak tak lagi relevan dalam situasi krisis COVID-19 yang sudah berskala nasional di Italia.
"Mengatakan wilayah saya tidak bermasalah adalah sesuatu yang konyol ketika situasinya terus berubah secara cepat," kata Cairo.
Baca juga: Presiden Asosiasi Pesepak bola Italia keberatan tim kembali berlatih pekan depan
Oleh karena itu, Cellino bersikeras bahwa Liga Italia Serie A musim 2019/20 memang sudah sepantasnya dihentikan.
"Musim ini berakhir. Siapapun yang menginginkan gelar juara berlumur darah ini, silakan. Musim ini selesai," kata Cellino.
"Dan saya mengatakannya bukan karena semata-mata Brescia berada di dasar klasemen," pungkasnya.
Data WHO terkini menyebutkan 47.021 orang telah tertular COVID-19 di Italia hingga 21 Maret dengan 4.032 orang meninggal karenanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020