Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Penerapan muatan lokal tentang seni budaya Banjar dibeberapa sekolah di Kalimantan Selatan telah di laksanakan namun perlu pengkajian materi didik.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar memasukan muatan lokal budaya banjar ke kurikulum pendidikan secara menyeluruh dalam sambutannya pada penganugerahan gelar adat Banjar Tutuha Banua Nang Batuah di Mahligai Pancasila,Kamis (24/10).

Dalam kurikulum satuan pendidikan yang selama ini dilakukan oleh sekolah-sekolah sudah dilaksanakan sebagian besar atau memasukan budaya banjar dalam muatan lokalnya, namun perlu dilakukan evaluasi dan dikaji lagi sebelum diterapkan secara menyeluruh.
Sementara untuk kurikulum 2013 tidak ada masalah tapi justru memberikan ruang yang luas bagi seni budaya banjar masuk ke dalam kurikulum 2013.

"Dalam kurikulum 2013 justru memberi ruang yang luas bagi budaya Banjar masuk sebagai bahan ajar bagi peserta didik," kata Ngadimun, Kadis Pendidikan Kalsel, usai mengikuti upacara peringatan Sumpah Pemuda di halaman kantor Gubernur di Banjarmasin, Senin (28/10).

Pada kurikulum lalu justru menjadi salah satu evaluasi supaya seni budaya ini dimasukan dalam kurikulum 2013 agar lebih memantapkan kurikulum muatan lokal bagi peserta didik.

Seperti keterampilan membuat kain sasirangan, kesenian daerah dan bahasa banjar yang sudah masuk dalam muatan lokal.

Untuk memantapkan muatan lokal dalam kurikulum 2013 tersebut perlu di kaji kembali melalui tim pengembang kurikulum di tiap disdik di daerah dan pusat yang akan membahas materi-materi yang akan di terapkan seperti bahasa banjar dengan mencari literatur yang bisa kita diterapkan di semua jenjang di sekolah-sekolah.
"Pada prinsipnya budaya banjar wajib diterapkan di Kalimantan Selatan agar anak didik bisa memelihara warisan leluhur," kata Ngadimun.

Pewarta: Herry Murdy Hermawan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013