Program Membangun Desa Menata Kota Tahun 2019 dilakukan pasangan Bupati Barito Kuala Hj Noormiliyani AS dan Wakil Bupati Barito Kuala H Rahmadian Noor sebagai perwujudan dari visi Kabupaten Barito Kuala Satu Kata Satu Rasa Membangun Desa Menata Kota Menuju Masyarakat Sejahtera (Batola Setara) berupa, Bedah Kampung Terintegritas.

Sedangkan program  Menata Kota, Pemkab Batola  melakukan dalam jangka pendek dengan kurun waktu tiga tahun dan jangka panjang dalam kurun waktu 20 tahun.

Visi  Satu Kata Satu Rasa Membangun Desa Menata Kota juga dikuatkan dengan Misi yang diemban Pasangan BUpati Batola Hj Noormiliyani AS dan Wakil Bupati Batola H Rahmadian Noor berupa, Mengintegrasikan Infrastruktur Wailayah Yang Mendukung Kemandirian Desa dan penataan Perkotaan, Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui Inovasi Teknologi Berbasis Pertanian, Meningkatkan Kualitas Ketaqwaan , Kecerdasan, Kesehatan dan Profesionalitas Sumber Daya Manusia  serta Memantapkan tata Kelola Pemerintahan Yang Terbuka dan Melayani.

Bedah Kampung Terintegritas, menurut Bupati Batola Hj Noormiliyani AS, upaya lebih terfokus kepada pembangunan perdesaan,  pendekatan holistik menyangkut bidang infrastruktur, ekonomi dan sumber daya manusia (SDM).

“Upaya ini hakikatnya dilakukan untuk mengeluarkan desa tertinggal menjadi desa berkembang dan mandiri. Selain itu, Indeks Pembangunan Desa (IPD) digunakan sebagai dasar bagi Pemkab Batola  untuk menetapkan lokus kegiatan,”ujarnya.

Dimensi dan variable IPD, jelas dia, terdiri dari pelayanan dasar, pelayanan umum, penyelenggaraan pemerintah, kondisi infrastruktur dan aksesibilitas atau transportasi.

Proses Bedah Kampung Terintegritas (BKT), terang dia, berupa analisis terhadap skor IPD pada calon lokasi BKT, kunjungan lapangan, rapat dengan pimpinan rencana definitive, pelaksanaan BKT dan  monitoring serta evaluasi.

“Pihak-pihak yang terlibat dalat BKT tersebut adalah, BPS, Bappelitbang, SKPD terkait, kecamatan dan desa. Untuk SKPD teknis terdiri dari, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas PUPR, Disperkim,  Distan TPH, Disbunnak, DKPP, Dinas Sosial,  Diskoperindag dan Disnakertrans,”ucapnya.

Bupati mengungkapkan, desa tertinggal di Batola sampai tahun 2018  masih tersisa 19 desa  dan pada tahun 2019 telah dilaksanakan program Bedah Kampung Terintegritas pada tiga desa yakni, Desa Banitan, Desa Bahandang dan Desa Sungai Telan Besar.

“Sisanya akan dilaksanakan pada tahun 2020, 2021 dan 2022,”tegasnya.  

Lebih lanjut dia mengemukakan, Rencana Kampung Terintegritas 2020 ada enam desa yakni, Desa Tamban Jaya, Desa Rantau Bamban, Desa Muara Pulau, Desa Patih Muhur Lama, Desa Tabatan Baru dan Desa Balukung.

Untuk program Menata Kota, papar mantan Ketua DPRD Kalsel, dilakukan dalam jangka pendek dalam kurun waktu tiga tahun dan jangka pangan dalam kurun waktu 20 tahun.   

“Untuk jangka pendek melakukan penataan bundaran Rumpiang, gerbang selamat datang, jalan koridor Rumpiang-Marabahan, penataan simpang empat Marabahan dan area kuliner Marabahan. Proram jangka panjang berupa, sistem jaringan lingkar kota, komplek perkantoran dan ruang terbuka publik atau The Gate of Marabahan,”tegasnya.

Program khusus Kutabamara  merupakan singkatan dari Kuripan, Tabukan, Bakumpai dan Marabahan, tambah dia,  sudah dilaksanakan pembangunannya.

“Pemkab Batola  juga akan mengembangkan Jejangkit Park sebagai salah satu tempat wisata di Kalsel,”tandasnya.

Kemudian, sambung bupati, pada tahun 2019 Pemkab Batola berhasil meriah beberapa penghargaan dari Kementerian Perdagangan RI  berupa, Penghargaan Penerapan SRG, Penghargaan Peduli HAM dari Kementerian Hukum dan HAM, Penghargaan Kepatuhan dari Ombudsman RI, Penghargaan Pengelolaan Dana DAK Fisik, Penghargaan Terbaik I Dana Desa Kalsel dari Gubernur Kalsel dan Penghargaan Penanggulangan Bencana dari Gubernur Kalsel.
Rapat Paripurna Hari Jadi ke-60 Kabupaten Barito Kuala Tahun 2020, di DPRD Batola.Foto:Antaranews Kalsel/Humas.
 
 






 

Pewarta: Arianto

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020