Psikolog dari Biro Psikologi Metafora Purwokerto Ketty Murtini mengatakan peringatan Hari Ibu merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat pendidikan karakter pada anak melalui ajaran cinta kasih.
"Hari Ibu momentum yang tepat untuk mengajarkan anak pentingnya kasih sayang, cinta kasih kepada keluarga dan kepada sesama manusia," katanya di Purwokerto, Jumat.
Dia mengatakan, peringatan Hari Ibu pada era sekarang ini masih tetap memiliki makna perjuangan.
"Namun pada era sekarang ini berjuang dengan senjata kasih sayang, kesabaran dan kerendahan hati agar keluarga bahagia," katanya.
Dia menambahkan, ibu memiliki peran sentral di dalam keluarga, peran yang menentukan kebahagiaan keluarga.
"Ibu adalah pembawa kehidupan, penolong dan pakaian bagi suami dan anak-anaknya. Jadi ibu juga perlu merasa bahagia dan tanpa beban sehingga bisa membahagiakan keluarga," katanya.
Sementara itu, Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Wisnu Widjanarko mengingatkan bahwa keteladanan seorang ibu diperlukan dalam mendidik dan memperkuat karakter anak.
"Keteladanan seorang ibu dan contoh perbuatan yang diperlihatkan seorang ibu kepada anak mereka, akan lebih efektif bila dibandingkan dengan beribu nasihat," katanya.
Wisnu yang merupakan dosen psikologi komunikasi dan komunikasi keluarga FISIP Universitas Jenderal Soedirman tersebut menjelaskan anak-anak lebih menyukai contoh yang dilihatnya secara langsung dibandingkan dengan nasihat atau wejangan.
"Ibu yang hebat adalah ibu yang memberikan contoh langsung melalui sikap dan perbuatan yang diperlihatkan di hadapan anak yang nantinya akan ditiru oleh sang anak, itu lebih efektif dibanding memberikan wejangan namun anak tak pernah melihatnya secara langsung," katanya.
Dia menambahkan pada era digital seperti sekarang ini, penguatan mental dan pendidikan karakter bagi anak menjadi tantangan berat bagi seorang ibu.
"Pada era digital seperti sekarang ini, upaya menanamkan nilai-nilai kebaikan, seperti berintegritas, berempati, semangat pantang menyerah menjadi tantangan tersendiri bagi ibu dalam mendidik anak, mengingat ragam arus pemikiran yang luar biasa akibat keberadaan internet, media sosial, dan lain sebagainya," katanya.
***3***
T.W004
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019