PT Pertamina meminta para pemilik pangkalan untuk menjual elpiji subsidi atau tabung tiga kilogram langsung pada masyarakat yang benar-benar berhak, bukan kepada pengecer atau spekulan.

Region Manager Comm, Relation and CSR Kalimantan, Heppy Wulansari saat membuka Media Gathering Pertamina Borneo di Malang, Sabtu, mengatakan agar distribusi elpiji subsidi memang benar-benar tepat sasaran maka pihak pangkalan menjual elpiji tiga kilogram kepada masyarakat tidak mampu atau miskin.

"Penjualan elpiji subsidi tidak boleh ke pengecer melainkan harus ke rumah tangga yang benar-benar berhak agar mudah dikontrol dan harganya juga sesuai HET (harga eceran tertinggi) yang ditentukan pemerintah setempat,"katanya.

Ia menambahkan, dari beberapa kali pihaknya sidak bersama instansi terkait di wilayah Kota Pontianak misalnya masih ditemukan rumah makan yang menggunakan elpiji subsidi, padahal menurut aturan tidak boleh.

"Untuk rencana satu desa satu pangkalan yang bekerjasama dengan pihak BUMDes, ternyata di lapangan tidak semua BUMDes aktif," ujarnya.

Heppy menambahkan, pihaknya juga sudah menerapkan untuk pembelian di pangkalan menggunakan KTP, di mana satu KTP maksimal pembelian dua tabung sehingga tidak ada lagi penimbunan baik penggunaan rumah tangga dan usaha makanan.

Pertamina mengimbau masyarakat mampu beralih menggunakan Bright Gas dengan varian tabung 5,5 kilogram dan 12 kilogram. Elpiji Bright Gas sangat aman karena teknologi Double Spindle Valve System, lebih ringan dibawa, dan lebih cantik untuk diletakkan di dapur.

Pihaknya akan terus memantau dalam beberapa waktu ini dengan terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait, kami akan lakukan operasi pasar lanjutan bila dibutuhkan.

"Kami berharap masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mengawal lancarnya pendistribusian elpiji subsidi dengan melaporkan kendala yang ditemukan ke contact center 135 atau melalui email pcc@pertamina.com," katanya.

 

Pewarta: Andilala

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019