Sebanyak 180 pebalap sepeda yang berasal dari 24 negara bakal berlaga pada kejuaraan balap sepeda bertaraf internasional Tour de Singkarak (TdS) 2019 di Sumatera Barat (Sumbar), 2-10 November yang kali ini masuk edisi ke-11.
"Awalnya TdS diselenggarakan untuk mempercepat pemulihan Sumbar pasca gempa," kata Tenaga Ahli Menteri Bidang Management Calendar Of Events Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti saat pembukaan TdS ke 2019 di Kota Pariaman, Jumat malam (1/11).
Namun sekarang, lanjutnya, kejuaraan berskala internasional tersebut ternyata tidak saja dapat mempercepat pembangunan namun juga mempromosikan pariwisata serta meningkatkan ekonomi pelaku usaha dan menambah destinasi wisata.
Bahkan karena TdS rutin diselenggarakan setiap tahunnya, kata dia kejuaraan itu pun masuk ke dalam kalender wisata nasional dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Pebalap Verstappen tempati pole position GP Mexico
"Harapannya event ini terus dilaksanakan," katanya menambahkan.
Ia mengatakan TdS pun ditiru oleh Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur dan sekarang telah berada ditingkat baik sekali atau "excellent" sehingga diharapkan TdS pun bisa mencapai tingkat itu.
"Padahal Banyuwangi termasuk baru melaksanakan event yang sama sedangkan TdS sudah yang ke-11," kata Esty menegaskan.
Baca juga: Tiga pebalap bersaing ketat pada Supermoto
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan saat ini penonton TdS tercatat sebagai nomor lima terbanyak di dunia.
"Dan tahun ini wilayah yang dijangkau lebih besar hingga ke Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh," kata dia.
Ia menyampaikan untuk memperluas jangkauan jalur TdS pihaknya akan menyelenggarakan kejuaraan tersebut hingga ke tingkat Sumatera.
Ia mengatakan pihaknya juga akan mempelajari pengembangan kejuaraan balap sepada yang dilaksanakan oleh Banyuwangi sehingga juga mendapatkan tingkat baik sekali.
Ia menyebutkan TdS pada tahun ini terdiri dari sembilan etape dengan panjang jalur mencapai 1.317 kilometer.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Awalnya TdS diselenggarakan untuk mempercepat pemulihan Sumbar pasca gempa," kata Tenaga Ahli Menteri Bidang Management Calendar Of Events Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti saat pembukaan TdS ke 2019 di Kota Pariaman, Jumat malam (1/11).
Namun sekarang, lanjutnya, kejuaraan berskala internasional tersebut ternyata tidak saja dapat mempercepat pembangunan namun juga mempromosikan pariwisata serta meningkatkan ekonomi pelaku usaha dan menambah destinasi wisata.
Bahkan karena TdS rutin diselenggarakan setiap tahunnya, kata dia kejuaraan itu pun masuk ke dalam kalender wisata nasional dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Pebalap Verstappen tempati pole position GP Mexico
"Harapannya event ini terus dilaksanakan," katanya menambahkan.
Ia mengatakan TdS pun ditiru oleh Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur dan sekarang telah berada ditingkat baik sekali atau "excellent" sehingga diharapkan TdS pun bisa mencapai tingkat itu.
"Padahal Banyuwangi termasuk baru melaksanakan event yang sama sedangkan TdS sudah yang ke-11," kata Esty menegaskan.
Baca juga: Tiga pebalap bersaing ketat pada Supermoto
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan saat ini penonton TdS tercatat sebagai nomor lima terbanyak di dunia.
"Dan tahun ini wilayah yang dijangkau lebih besar hingga ke Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh," kata dia.
Ia menyampaikan untuk memperluas jangkauan jalur TdS pihaknya akan menyelenggarakan kejuaraan tersebut hingga ke tingkat Sumatera.
Ia mengatakan pihaknya juga akan mempelajari pengembangan kejuaraan balap sepada yang dilaksanakan oleh Banyuwangi sehingga juga mendapatkan tingkat baik sekali.
Ia menyebutkan TdS pada tahun ini terdiri dari sembilan etape dengan panjang jalur mencapai 1.317 kilometer.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019