Kalangan dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Mohammad Arsyad Al Banjari menilai tingkat kerusakan gigi atau gigi berlubang di kalangan masyarakat Kalimantan Selatan masih tinggi.

Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat kesadaran untuk memelihara gigi yang masih kurang, kata Wakil Dekan dan dosen FKM Uniska, Fachrurazie dan Eddy Rahman di sela-sela acara pengabdian masyatakat di SDN Tumih, Wanaraya, Batola, Rabu.

Menurut dosen senior FKM ini, mereka pernah melakukan penelitian terhadap anak SD di kawasan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, ternyata 20 persen gigi anak tersebut mengalami kerusakan atau berlubang.

Baca juga: FKM Uniska penyuluhan kesehatan gigi ke desa terpencil

Padahal jika gigi berlubang di usia di atas enam tahun maka gigi itu akan rusak secara permanen, lain seandainya gigi berlubang di usia di bawah enam tahun itu akan tanggal akan berganti dengan gigi baru.
Pengabdian masyarakat FKM Uniska Banjarmasin di SDN Tumih, Keca Wanaraya, Batola (Antaranews Kalsel/Hasan Z)

Tingkat kerusakan gigi yang tinggi itu lantaran tidak mengerti cara memelihara gigi yang benar, yaitu bagaimana cara bersikat gigi, waktu bersikat gigi, dan memilih sikat gigi, dan lain sebagainya.

Ketika ditanya tingkat kerusakan gigi yang tinggi itu bisa dipengaruhi kebiasaan makanan atau faktor air di Kalsel yang kalsiumnya rendah, ia menyebutkan itu tak signifikat pengaruhnya, yang pasti akibat kurang pemeliharaan saja.

Baca juga: SDN Asam-asam Penyuluhan Kesehatan Gigi

Oleh karena itu diperlukan pemahaman terhadap masyarakat khususnya anak bagaimana merawat gigi yang benar, makanya FKM Uniskan melakukan penyluhan ke berbagai  tempat mengenai pemeliharaan gigi ini.
Pengabdian masyarakat FKM Uniska Banjarmasin di SDN Tumih, Keca Wanaraya, Batola (Antaranews Kalsel/Hasan Z)

Seperti hari ini dosen FKM Uniska dibantu 10 mahasiswa yang lagi Praktek Belajar Lapangan (PBL) melakukan penyuluhan kesehatan gigi kepada para musid sekolah dasar negeri (SDN) di Desa Tumih, Kecamatan Wanaraya, Batola ini.

Dalam acara sosialisasi yang dihadiri para guru SDN Tumih tersebut, Dekan FKM Uniska, Fachrarazie dan dosen senior FKM Eddy Rahman mempraktekkan bagaimana cara menggosok gigi yang benar yakni dari atas ke bawah atau sebaliknya, dan waktu gusuk gigi yang tepat, pagi setelah sarapan, dan malam menjelang tidur.

Baca juga: Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kemudian mereka juga mempraktekkan menaruk sikat gigi yang benar agar tak jatuh, dan tak memperbolehkan sikat gigi dipergunakan secara bergantian, dan juga dianjurkan menggosok lidah karena lidah juga merupakan sarang bakteri yang harus dibersihkan.

Mereka juga menganjurkan memilih sikat gigi yang tepat yaitu dengan bulu-bulu yang lembut bukan bulu-bulu sikat gigi yang kasar, karena jika bulunya kasar bisa merusak gusi.

Kemudian mereka berdua dibantu para dosen yang lain dan 10 mahasiswa FKM Uniska yang PBL belajar 15 hari di desa tersebut satu persatu memeriksa gigi para anak SD tersebut, karena menurut mereka pemeriksaan penting karena jika ada gigi berlubang di usia lebih enam tahun maka lubang itu akan permanen dan harus ditambal.

Tetapi jika gigi itu rusak sebelum usia enam tahun maka gigi bisa tanggal dan terganti dengan gigi yang baru.

Dalam acara pengandian masyarakat tersebut hampir diikuti semua murid SDN setempat  yang terdapat enam kelas, dan mereka dikumpulkan satu ruangan untuk mendengarkan penyuluhan tersebut.

Selain penyuluhan para anak sekolah yang dianggap sudah mengerti disuruh mempraktekan bagaimana cara sikat gigi yang benar, dan jika betul maka satu pesatu dari musid diberikan hadih sebuah sikat gigi dan air minum mineral.

Menurut keterangan pengabdian masyarakat semacam ini hampir tiap tahun dilakukan oleh FKM Uniska Al Banjari, tetapi bukan sebatas kesehatan gigi tetapi bagaimana cara hidup sehat yang lain, umpamanya memanfaatakan air minum yang benar, pemakaian jamban atau WC yang bagus, dan bagaimana menghinadri terjangkitnya bakteri dan sebagainya.


 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019