Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Sutarto Hadi berkomitmen mendukung upaya pelestarian lingkungan dan menjaga Bumi dari ancaman kehancuran, dengan salah satu upayanya melarang penggunaan botol plastik di lingkungan kampus itu.

"Saya melarang penggunaan botol plastik sekali pakai di lingkungan kampus. Misalnya pada saat di acara-acara, kita pastikan ULM komitmen mengurangi sampah plastik," terang Sutarto di Banjarbaru, Rabu.

Kampanye tentang kelestarian lingkungan itu disampaikan Sutarto dalam pesan khususnya ketika menyampaikan sambutan pada acara wisuda ke-93 tahun 2019 di Auditorium ULM di Banjarbaru.

Ia mengatakan sampah plastik tidak bisa didaur ulang dan sulit terurai.

Baca juga: ULM rector provides up to IDR500 million for lecturer to be professor

Menurut dia, bencana alam yang semakin sering terjadi suatu tanda bahwa Bumi semakin ringkih, di mana semua itu terjadi sebagian besar karena ulah manusia.

Untuk itu, dia mengajak seluruh civitas akademika, termasuk para alumnus, melakukan tindakan nyata untuk menyelamatkan Bumi demi masa depan kehidupan makhluk hidup.

"Kita mungkin tidak merasakan dampak yang besar saat ini. Tapi generasi mendatang, anak cucu kita akan merasakan dampaknya sangat besar, karena Bumi kita sedang menuju kehancuran," katanya.
Rektor ULM Sutarto Hadi saat wisuda ke-93 tahun 2019 di Auditorium ULM. (ANTARA/Firman)


Selain sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan, Sutarto juga menyinggung soal sampah dari buangan atau sisa makanan.

Dia mengatakan Indonesia menjadi negara nomor dua di dunia, setelah Arab Saudi, untuk kategori limbah makanan terbuang terbesar.

"Membuang makanan satu butir nasi saja, kita tidak menyadari bahwa nasi yang sampai di piring untuk dimakan, prosesnya sangat panjang dan menghabiskan sumber daya yang tidak sedikit. Berapa banyak unsur alam yang dibuang percuma akibat ulah manusia yang menyia-nyiakan makanan," katanya.

Baca juga: Mahasiswa di Kalsel komitmen jaga kondusifitas pelantikan presiden

Eksploitasi sumber daya alam yang masif dan penggunaan energi yang berasal dari fosil (minyak bumi dan batubara), menurut Sutarto, juga telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang semakin parah.

"Saatnya dari diri masing-masing punya rasa tanggung jawab untuk menjaga lingkungan. Alumni ULM harus mengambil peran untuk pelestarian. Jadi, jangan semua masalah di dunia ini diserahkan kepada presiden, gubernur, atau pejabat berwenang lainnya. Kita semua harus bergerak dan berbuat," katanya.

Jmlah wisudawan perguruan tinggi negeri terbaik di Kalimantan Selatan dengan Akreditasi A itu, 1.250 orang, terdiri atas seorang Program Doktor (S3), 142 Program Magister, 1.067 Program Sarjana (S1), dan 40 Program Diploma (D-III).

Baca juga: Kemenkumham Kalsel-FH ULM tandatangani kerjasama bidang hukum

Lulusan terbaik diraih Sharifa Emira dengan Indeks Prestasi Kumulatif 4,00 dari Program Pascsarjana, disusul Nadiya Dwi Rahayu IPK 3,86 dari Fakultas MIPA, serta Rahmadi dari Program Studi D3 Akuntansi dengan IPK 3,63.

"Alhamdulilah wisuda kali ini ULM kembali meluluskan satu orang dari Program Doktor Ilmu Pertanian, yaitu Irma Febrianty dari S3 Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan," kata Sutarto.  

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019