Sekelompok mahasiswa dan aktivis dari Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalimantan Selatan bertemu Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani pada Rabu (9/10). Mahasiswa menyampaikan komitmen untuk menjaga kondusifitas daerah jelang momen pelantikan presiden terpilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada 20 Oktober mendatang.
"Pelantikan presiden untuk keberlanjutan negara kita. Kami turut mengawal suksesnya pelantikan nanti, sehingga secara khusus kami sampaikan komitmen ini kepada Kapolda," ucap Ketua PKC PMII Kalimantan Selatan Khairul Umam kepada wartawan usai bertemu Kapolda di Monitoring Center Mapolda Kalsel.
Menurut Khairul, aksi yang bertujuan untuk penggulingan presiden atau menggagalkan pelantikan presiden terpilih, dinilainya hanya sebuah sensasi. Untuk itu, pihaknya tetap mengawal gerakan mahasiswa agar tak melenceng dari semangat idealisme dan membela kepentingan masyarakat.
Khairul juga mengingatkan para mahasiswa agar mewaspadai "penumpang gelap" dari kelompok yang ingin menunggangi setiap aksi unjuk rasa mahasiswa.
Sehingga diharapkannya kepada aparat untuk bisa menindak tegas atau mengungkap jika ditengarai ada kelompok di luar mahasiswa yang turut bermain memanfaatkan situasi sekarang.
"Kami siap bersama melakukan kegiatan pencegahan bersama Polda Kalsel dan mendukung penuh penindakan terhadap oknum yang menunggangi gerakan mulia dan bersih dari mahasiswa ataupun kawan-kawan aktivis lainnya. Apalagi sebagai tindakan inkonstitusional, kami jelas tidak sepaham," tandas mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini. Komitmen positif dari mahasiswa itupun diapresiasi Kapolda Yazid Fanani. Menurut dia, menjaga situasi yang aman dan kondusif memang sudah menjadi tanggung jawab seluruh elemen dan masyarakat, termasuk mahasiswa.
"Menciptakan kamtibmas yang kondusif tidak hanya kewajiban parsial Polda Kalsel, tapi semuanya wajib ikut menjaganya. Termasuk rekan media juga. Karena itu, pemberitaan yang berimbang dan objektif menjadi penting agar masyarakat Banua tetap solid bersatu tidak terprovokasi dengan hal yang membuat perpecahan," tuturnya.
Diakui Kapolda pula, para mahasiswa ternyata menyadari dan turut prihatin bahwa selama ini kegiatan unjuk rasa ternyata ada kelompok tertentu yang menginginkan situasi menjadi tindak kondusif.
"Oleh karena itu, mahasiswa datang ke Polda untuk menyatakan keprihatinan itu. Kami tentu sangat mengapresiasi dan bangga atas keterbukaan dan objektifitas adik-adik mahasiswa. Mari kita saling mendukung dan menguatkan," tandasnya.
Terkait pengawalan setiap aksi unjuk rasa, Kapolda pun memastikan jika dirinya terus menginstruksikan kepada anggota di lapangan jika keberadaan petugas hanyalah menjamin agar aksi massa tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang lain.
"Saya wanti-wanti untuk tidak menggunakan senjata. Pengawalan massa juga mengedepankan sikap humanis dan melibatkan para Polwan. Adik-adik mahasiswa adalah milik kita dan aparat adalah milik mahasiswa juga sebagai rakyat. Yang dilarang hanyalah tindakan anarkis hingga mengancam gangguan kamtibmas," pungkas jenderal bintang dua itu menekankan. Adapun dalam pertemuan yang turut dihadiri Wakapolda Brigjen Pol Aneka Pristafuddin dan segenap pejabat utama yang mendampingi Kapolda,
Ketua II PKC PMII Kalimantan Selatan Aldi Fahrizaldi turut menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam mereka atas tewasnya mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara yang merupakan kader PMII.
Aldi berharap, peristiwa serupa jangan sampai terjadi di Bumi Lambung Mangkurat. Untuk itu, sinergitas dan kebersamaan antara aparat dan mahasiswa penting dibangun dan terus dipupuk rasa persaudaraannya sebagai sesama anak bangsa.
"PMII yang memiliki kader di seluruh Indonesia akan membela bangsa, penegak agama dan menjaga NKRI. Kami juga membentengi kader dari virus paham intoleran dan radikalisme. PMII memandang negara sebuah kesatuan bingkai Bhineka Tunggal Ika dan mendorong Pancasila sebagai ideologi bangsa yang wajib dijaga keutuhannya," jelas mahasiswa Prodi Ilmu Politik FISIP Universitas Lambung Mangkurat itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Pelantikan presiden untuk keberlanjutan negara kita. Kami turut mengawal suksesnya pelantikan nanti, sehingga secara khusus kami sampaikan komitmen ini kepada Kapolda," ucap Ketua PKC PMII Kalimantan Selatan Khairul Umam kepada wartawan usai bertemu Kapolda di Monitoring Center Mapolda Kalsel.
Menurut Khairul, aksi yang bertujuan untuk penggulingan presiden atau menggagalkan pelantikan presiden terpilih, dinilainya hanya sebuah sensasi. Untuk itu, pihaknya tetap mengawal gerakan mahasiswa agar tak melenceng dari semangat idealisme dan membela kepentingan masyarakat.
Khairul juga mengingatkan para mahasiswa agar mewaspadai "penumpang gelap" dari kelompok yang ingin menunggangi setiap aksi unjuk rasa mahasiswa.
Sehingga diharapkannya kepada aparat untuk bisa menindak tegas atau mengungkap jika ditengarai ada kelompok di luar mahasiswa yang turut bermain memanfaatkan situasi sekarang.
"Kami siap bersama melakukan kegiatan pencegahan bersama Polda Kalsel dan mendukung penuh penindakan terhadap oknum yang menunggangi gerakan mulia dan bersih dari mahasiswa ataupun kawan-kawan aktivis lainnya. Apalagi sebagai tindakan inkonstitusional, kami jelas tidak sepaham," tandas mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini. Komitmen positif dari mahasiswa itupun diapresiasi Kapolda Yazid Fanani. Menurut dia, menjaga situasi yang aman dan kondusif memang sudah menjadi tanggung jawab seluruh elemen dan masyarakat, termasuk mahasiswa.
"Menciptakan kamtibmas yang kondusif tidak hanya kewajiban parsial Polda Kalsel, tapi semuanya wajib ikut menjaganya. Termasuk rekan media juga. Karena itu, pemberitaan yang berimbang dan objektif menjadi penting agar masyarakat Banua tetap solid bersatu tidak terprovokasi dengan hal yang membuat perpecahan," tuturnya.
Diakui Kapolda pula, para mahasiswa ternyata menyadari dan turut prihatin bahwa selama ini kegiatan unjuk rasa ternyata ada kelompok tertentu yang menginginkan situasi menjadi tindak kondusif.
"Oleh karena itu, mahasiswa datang ke Polda untuk menyatakan keprihatinan itu. Kami tentu sangat mengapresiasi dan bangga atas keterbukaan dan objektifitas adik-adik mahasiswa. Mari kita saling mendukung dan menguatkan," tandasnya.
Terkait pengawalan setiap aksi unjuk rasa, Kapolda pun memastikan jika dirinya terus menginstruksikan kepada anggota di lapangan jika keberadaan petugas hanyalah menjamin agar aksi massa tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang lain.
"Saya wanti-wanti untuk tidak menggunakan senjata. Pengawalan massa juga mengedepankan sikap humanis dan melibatkan para Polwan. Adik-adik mahasiswa adalah milik kita dan aparat adalah milik mahasiswa juga sebagai rakyat. Yang dilarang hanyalah tindakan anarkis hingga mengancam gangguan kamtibmas," pungkas jenderal bintang dua itu menekankan. Adapun dalam pertemuan yang turut dihadiri Wakapolda Brigjen Pol Aneka Pristafuddin dan segenap pejabat utama yang mendampingi Kapolda,
Ketua II PKC PMII Kalimantan Selatan Aldi Fahrizaldi turut menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam mereka atas tewasnya mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara yang merupakan kader PMII.
Aldi berharap, peristiwa serupa jangan sampai terjadi di Bumi Lambung Mangkurat. Untuk itu, sinergitas dan kebersamaan antara aparat dan mahasiswa penting dibangun dan terus dipupuk rasa persaudaraannya sebagai sesama anak bangsa.
"PMII yang memiliki kader di seluruh Indonesia akan membela bangsa, penegak agama dan menjaga NKRI. Kami juga membentengi kader dari virus paham intoleran dan radikalisme. PMII memandang negara sebuah kesatuan bingkai Bhineka Tunggal Ika dan mendorong Pancasila sebagai ideologi bangsa yang wajib dijaga keutuhannya," jelas mahasiswa Prodi Ilmu Politik FISIP Universitas Lambung Mangkurat itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019