Nama Amalia Rezeki didunia konservasi bekantan ( Nasalis larvatus ) memang tidak asing lagi. Dosen muda Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat ( ULM ) ini sudah beberapa kali menerima penghargaan sebagai perempuan inspiratif dibidang lingkungan baik regional maupun nasional.

Kali ini ia berada di Cambodia untuk menerima ASEAN Youth Eco-champions Award (AYECA) 2019 Sebuah ajang penghargaan bergengsi dibidang lingkungan hidup antar negara ASEAN, dalam rangka memperingati ASEAN ENVIRONMENT DAY 2019. Keberangkatan Amalia Rezeki ke-Cambodia tidak sendiri, ia didampingi Susy Herawati dan Windarty dari kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( LHK ) RI.

Perempuan penyelamat bekantan itu, untuk pertama kalinya mendapatkan penghargaan internasional  " ASEAN Youth Eco-champions Award (AYECA) 2019 ", yang diserahkan  oleh MS. Yukari Sato,state minister, minister of the environment Japan dan Tun Sa Im, Ministry of education, youth and sport, pada hari Selasa 8 Oktober 2019 di Sokhalay Angkor Resort & Spa, Siem Reap, Cambodia. 

"Saya sangat bersyukur  kepada Allah SWT, atas Karunia dan Rahmat-Nya, hari ini saya bisa berdiri di podium yang terhormat ini, mewakili  ratusan juta angkatan muda Indonesia untuk menerima penghargaan dibidang lingkungan antar negara ASEAN di Siem Reap, Cambodia ", jelas Amalia Rezeki, saat dihubungi di Siem Reap, Cambodia. Selasa malam (8/10/2019) malam.

Sebagai seorang dosen biologi, kecintaan Amalia Rezeki terhadap lingkungan dan Bekantan, satwa berhidung mancung itu sudah tak perlu diragukan lagi. Sebagian besar hidupnya didedikasikan untuk melestarikan dan melindungi bekantan yang juga sebagai ikon kebanggaan Kalimantan Selatan.

Ia adalah perempuan pertama di Indonesia yang mendedikasikan diri dengansungguh-sungguh dan konsisten melindungi bekantan dari kepunahan, melalui aksinya dibidang lingkungan dan perbaikan habitat. 

Dalam mendukung upayanya tersebut Amalia mendirikan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), dengan misi selamatkan bekantan - Selamatkan Peradaban Manusia.

Usahanya ini tidak terlepas dari pembinaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, melalui BKSDA dan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan. Serta dukungan penuh Prof.Dr.H.Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc., Rektor Universitas Lambung Mangkurat - Banjarmasin.

Menurutnya dedikasi terhadap pelestarian bekantan, bukanlah untuk sebuah apresiasi, melainkan bentuk tanggung jawab sebagai warga negara, keilmuan serta keimanan sebagai khalifah dimuka bumi dan untuk keberlanjutan generasi mendatang.

" Apresiasi yang saya  terima adalah bukti keseriusan kami dalam menjaga lingkungan - alam serta pelestarian bekantan di Kalsel. Untuk itu, dengan  segala kerendahan hati,  apresiasi ini saya persembahkan untuk ayah saya yang telah mendahului saya disurga dan ibu saya yang  saat ini mungkin merasa sepi, karena saya tinggal sendirian untuk mengadiri acara ini, dan all crew SBI yang saya cintai, juga tentunya almamater saya ULM, Banua serta generasi muda kita di Indonesia ", jelas Amalia Rezeki

Sementara itu, menanggapi keberhasilan dosen mudanya menerima penghargaan Internasional dibidang lingkungan ASEAN YOUTH ECO-CHAMPIONS (AYECA) AWARD, Rektor ULM Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si.,M.Sc. Mengucapkan selamat dan merasa bangga dengan kiprah Amalia Rezeki yang merupakan dosen muda berprestasi di ULM.

" Luar biasa, sangat membanggakan. ULM bersyukur memiliki dosen yang memiliki prestasi dalam bidang Lingkungan dan mendapat pengakuan Internasional. Prestasi ini menjadi bukti bahwa ULM telah menjadi universitas yang terkemuka dan berdaya saing. Saya berharap capaian ini menjadi motivasi bagi dosen lainnya. Demikian pula mahasiswa dan generasi muda dapat menarik pelajaran. Jangan lelah untuk berjuang untuk masa depan lingkungan dan kehidupan yang lebih baik., tuturnya

Saat ini Amalia  bersama timnya sedang  mendirikan sekolah konservasi serta stasiun riset bekantan dan ekosistem lahan basah di kawasan Pulau Curiak, kabupaten Barito Kuala - Kalimantan Selatan.

Ia juga sedang gencar mengkampanyekan program  " Buy Back The Land ", membeli kembali lahan yang dulunya menjadi habitat bekantan untuk dihutankan kembali bagi rumah bekantan serta kehidupan ekosistem lahan basah yang lestari.

Pewarta: .

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019