Terkait kerusakan jalan di Desa Matang Lurus, Kecamatan Lampihong, sepanjang kurang lebih 30 meter dengan kedalaman hingga 2,5 meter yang memakan lebih dari separo badan jalan, dan diperkirakan penanganan butuhkan dana sekitar Rp3,6 miliar, Camat Lampihong memiliki pendapat kronologis kejadian.

Camat Lampihong, Fitriana Wijaya menerangkan, amblasan tanah yang menyebabkan kerusakan jalan di Desa Matang Lurus, di kecamatannya diakibatkan oleh adanya hujan lebat, sehingga menyebabkan insiden itu terjadi.

"Apalagi sebelumnya ada kemarau panjang yang menyebabkan tanah retak. Sehingga saat hujan turun, air masuk ke bagian tanah yang retak dan membuat sebagian jatuh," tuturnya.

Baca juga: Video - Fenomena amblasan tanah di Balangan harus diteliti

Dikatakan, amblasnya jalan mencapai kurang lebih dua meter setengah untuk bagian terdalam. Selain itu terlihat pula bagian lubang pada jalan tersebut serta tanah yang terbuka hingga kedalaman beberapa meter, pungkasnya.

Sementara itu, dari pantauan Jurnalis Antara di Lapangan, selama ini tidak ada penelitian yang akurat, berujung pada kurangnya deteksi awal maupun upaya antisipasi dampak lingkungan oleh Instansi-instansi terkait meskipun banyak bukti amblasan tanah di sisian kanan dan kiri sungai Balangan.

Bukan hanya berdampak pada sisian sungai, dan jalan, namun berdampak pada pemukiman warga. Dimana pada sisian sungai Balangan yang memiliki gejala amblasan tanah, merupakan wilayah padat pemukiman yang berjumlah ratusan penduduk dari Kecamatan Paringin hingga Kecamatan Lampihong.

Baca juga: Bupati meminta penanganan dampak tanah amblas secepatnya

Bahkan sering pula terdapat perbedaan penyampaian laporan dengan fakta lapangan, yakni amblasan tanah dinyatakan longsor, sehingga penanganan selama ini hanya menggunakan bronjong dan siring, padahal faktanya pada daerah terdampak, siring dan bronjong bahkan tidak ambruk, tidak rusak dan tidak bergeser.

Selain itu, jika gejala dampak lingkungan amblasan tanah dapat dideteksi lebih awal, maka akan ditemukan teknis penanganan dan antisipasi. 

Dimana Pemkab Balangan bukan hanya sekedar mengamankan aset Negara dan Daerah berupa jalan lintas kabupaten dan antar desa di kecamatan, namun juga menyelamatkan pemukiman warga, bahkan meminimalisir resiko jatuhnya korban jiwa.

Instansi terkait di Pemerintahan Kabupaten Balangan, harus memiliki penelitian penyebab utama rongga bawah tanah yang menyebabkan terjadinya amblasan tanah yang terjadi sejak tahun 2017 hingga tahun 2019.

Baca juga: Video - Amblasan tanah Sisian Sungai Balangan terus terjadi
 

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019