Oleh Ulul Maskuriah

Banjarmasin, (Antaranews.Kalsel) - Harga bawang merah di beberapa pasar tradisional di Banjarmasin Kalimantan Selatan terus meroket dari sebelumnya Rp25 ribu per kilogram kini mencapai Rp50 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Farida Wariansi di Banjarmasin, Rabu mengatakan, meroketnya bawang merah di pasar Banjarmasin karena kurangnya pasokan.

"Berdasarkan inforamasi, karena bawang dari petani sedikit, akibat cuaca yang terus hujan," katanya.

Menurut dia, pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi terus meroketnya harga bawang merah, karena kondisi tersebut terjadi secara nasional, bahkan di beberapa daerah kenaikannya jauh lebih tinggi.

Dari informasi, kata dia, saat ini pemerintah pusat sedang mengusahakan mendatangkan bawang dari beberapa negara lain, untuk menekan kenaikan berbagai kebutuhan pokok di tanah air.

"Informasinya dalam waktu dekat, bawang impor segera datang sehingga kondisi ini bisa segera teratasi," katanya.

Selain bawang merah, cabai juga mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan, karena pasokan dari beberapa daerah juga terus berkurang.

Padahal kata Farida, kini beberapa daerah di Kalsel, seperti Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut, dan beberapa daerah lain telah sukses mengembangkan tanaman pedas ini.

"Cabai kini sudah bisa diproduksi oleh petani daerah, namun karena pasokannya masih kurang, sehingga panen cabai petani daerah, belum mampu menekan lonjakan harga di pasaran," katanya.

Saat ini, harga cabai di Kalsel, baik di Banjarmasin hingga daerah, berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp120 ribu per kilogram.

Pernyataan Farida tersebut disampaikan, dalam pertemuan antara Gubernur Kalsel Rudy Arifin dan kepala dinas Pemerintah Provinsi Kalsel, untuk membahas kenaikan berbagai kebutuhan pokok selama Ramadhan dan upaya yang harus dilakukan.

Menurut Farida, cabai terbukti mampu dikembangkan di Kalsel, bahkan tanpa harus memiliki lahan luas, sehingga sangat mungkin persoalan kenaikan harga cabai ini diselesaikan oleh masing-masing rumah tangga.

"Saya telah menghimbau agar masyarakat bersedia menanam cabai ini di rumah masing-masing dengan teknologi pertanian yang cukup mudah," katanya.

Farida yakin, bila hal tersebut dilakukan, maka kenaikan harga cabai yang selalu terjadi di Kalsel bisa ditekan, karena masyarakat bisa memetik cabai untuk konsumsi sendiri di halaman rumah masing-masing.

Pewarta:

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013