Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru melakukan kajian daya tampung beban pencemaran air di Sungai Tabalong.

 Hasilnya dari delapan lokasi penelitian di bagian hulu, hilir dan tengah Sungai Tabalong selain zat organik juga ditemukan kandungan logam berat besi (Fe) dan Mangan (Mn) sebagai bahan pencemar air.

"Bahan pencemar berupa Fe dan Mn di lokasi penelitian bersumber dari daerah tangkapan hujan," jelas Kepala PPLH ULM Mijani Rahman.

Hal ini disampaikan Mijani bersama tiga peneliti dari PPLH saat ekspos laporan akhir penentuan daya tampung beban pencemaran air Sungai Tabalong di aula Sekretariat Daerah setempat.

Mijani menyampaikan daya tampung beban pencemaran terlampaui mencakup Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) yang disebabkan limbah domestik dari masyarakat.

Anggota tim peneliti lainnya Abdur Rahman menyebutkan sumber pencemaran di Sungai Tabalong juga berasal dari usaha peternakan, perikanan dan pertanian.

Selanjutnya tim merekomendasikan peningkatan rehabilitasi lahan kritis atau perbaikan tutupan lahan di areal tangkapan hujan melalui program bersama antara Pemkab Tabalong dan swasta.

Termasuk menanamkan kesadaran masyarakat mengelola sampah rumah tangga agar tidak membuang ke sungai.

Ekspos hasil penelitian tim PPLH ini dihadiri Sekda Tabalong Abdul Muthalib Sangadji dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Rowi Rawatianice serta instansi terkait dan perwakilan perusahaan.

Menurut Rowi hasil kajian ini jadi acuan Dinas LH ke depan dalam upaya pemulihan Sungai Tabalong menjadi lebih berkualitas. "Kami mengajak masyarakat maupun stakeholder terkait mendukung upaya pemulihan Sungai Tabalong agar lebih baik," jelas Rowi.

Mengingat banyaknya aduan masyarakat terkait menurunnya kualitas Sungai Tabalong yang menjadi sumber air baku PDAM setempat.

Belum lagi maraknya aktifitas perendaman getah karet di sungai yang memperburuk kualitas air.

Sebagai informasi kajian oleh PPLH dilaksanakan di delapan lokasi yakni bagian hulu mencakup Desa Mahe Seberang dan Desa Wayau, bagian Tengah Desa Manunggul dan Desa Harus serta bagian Hilir yaitu Desa Tantaringin, Desa Pugaan, Desa Banua Rantau dan Desa Sungai Rantau.

Penelitian dilaksanakan pada periode musim kemarau dan hujan dengan parameter yang diamati antara lai BOD, COD, Fosfat, amonia, Mangan, besi dan coliform tinja.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019