Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin H Muhammad Hilmi mengakui isu sabotase atau ada unsur kesengajaan terhadap rentetan musibah kebakaran di pemukiman padat penduduk di sejumlah titik di wilayah ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan itu.

Sebagaimana musibah kebakaran yang sangat besar di Alalak Selatan RT 04 dan RT 05 Banjarmasin Utara, ungkapnya, di Banjarmasin, Senin, kecurigaan sabotase terjadinya kebakaran yang menghanguskan 65 rumah itu kuat berembus.
Baca juga: Kota Banjarmasin diliputi kabut asap
Sebab, lanjut dia, awal mula kebakaran yang diinformasikan warga sekitar terjadi di rumah kosong, maka kemungkinan konsleting listrik bahkan kompor meledak tidak mungkin terjadi.

"Memang ini isu-isu aja, tapi cukup masuk akal, hingga jadi tersebar luas," paparnya.

"Bahkan tadi malam kami dapat informasi WA grup, di daerah itu warga kembali geger, karena ditemukan bahan minyak cair yang dicurigai untuk membakar permukiman," tuturnya.
Baca juga: Wali Kota: Pemkot bantu korban kebakaran

Menurut Hilmi, adanya hal-hal tersebut harus menjadi perhatian semua pihak,  aparat untuk menyelidikinya, sehingga tidak ada keresahan di masyarakat.

"Karenanya kita minta masyarakat juga terus waspada menjaga lingkungannya saat ini, sebab musim kemarau ini mudah terjadi kebakaran," paparnya.

Namun untuk kebakaran yang baru saja terjadi di Jalan Sulawesi Gang Musyawarah, Kelurahan Pasar Lama Banjarmasin Barat, yang menghanguskan 18 rumah pada Minggu (15/9) pukul 18.00 Wita, murni karena kelalaian warga.

"Kalau yang di Jalan Sulawesi kemarin itu karena kompor meledak, tidak sabotase," ujarnya.
Baca juga: DPRD Banjarmasin prihatin kebakaran di Alalak Selatan

Menurut dia, data bulan September ini sudah terjadi tujuh kali kebakaran permukiman, penyebabnya kebanyakan kelalaian warga, selebihnya ada kecurigaan sabotase, namun ini masih ditangani kepolisian.

"Memang kalau dibanding tahun lalu musibah kebakaran di pemukiman daerah kita ini tidak jauh berbeda, namun jumlah bangunan terbakar jauh lebih banyak," katanya.

Hal ini disebabkan, ungkap M Hilmi, karena musim kemarau ini air cukup sulit didapat, selain itu embusan angin kencang.

"Kalau tahun lalu itu paling dua hingga tiga rumah, kalau saat ini ada yang sampai 65 rumah, baru tadi 18 rumah," paparnya.

Meski terjadi rentetan kebakaran ini, kata M Hilmi, pemerintah kota tidak mengeluarkan surat atas siaga darurat kebakaran permukiman, karena siaga darurat itu hanya kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga: Bantuan untuk korban kebakaran Alalak Selatan Banjarmasin terus mengalir

"Tapi kami imbau semua warga siaga, sebab ini musim kemarau," pungkasnya.
 

Pewarta: Sukarli

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019