"Saya ingin mencetak Paskibraka bermartabat", kata Mirwan Siregar penanggung jawab pelaksanaan pelatihan Paskibraka di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Menurut Mirwan, yang biasa dipanggil ayah oleh para calon Paskibraka yang menjadi anak asuhnya selama di Karantina SKB Marabahan, pada 2019 ini dia bersama tim pelatih sedang melakuka uji coba sistem pelatihan Paskibraka baru.

Pada tahun ini, dia bersama tim pelatih dari TNI/Polri melakukan sistem  pelatihan baru dengan pendekatan disiplin dan kasih sayang.

Disiplin tinggi saat pelatihan, tambah dia, tetap diterapkan saat di lapangan, baik itu saat baris berbaris dan berbagai kegiatan lapangan, termasuk waktu makan, tidur, mandi dan lainnya.

Tetapi disiplin tersebut, dilaksanakan tidak dengan kata-kata keras. Anak-anak cukup diberikan panduan satu kali saja, jam berapa mereka harus bangun dan jam berapa harus memulai latihan.

"Hasilnya, sungguh di luar dugaan, anak-anak tetap menjalankan tugasnya dengan baik dan bahagia, hasilnya pun juga sangat memuaskan," kata bapak yang telah melatih anak-anak Paskibaraka sejak 2010 ini.

Bapak tiga anak ini mengaku sangat bangga dan terharu, pelaksanaan pengibaran dan penurunan bendara 2019, cukup sempurna, tidak terjadi kesalahan apapun.

Kenapa pelaksanaan tahun ini sempurna, tambah dia, kemungkinan karena anak-anak tetap  terjaga harga diri dan martabatnya. 

Penguatan karakter, mental dan spiritual yang dilakukan, tidak dengan kata-kata maupun perlakukan keras dan kasar, tetapi disiplin dan kasih sayang.

 
. (Antaranews Kalsel/Istimewa)

Sehingga, martabat anak-anak tetap terjaga dengan baik, dengan demikian latihan yang diberikan dilaksanakan dengan sepenuh hati.

Pejabat di  Badan  Kesatuan Bangsa dan Politik Pemkab Batola tersebut menceritakan, pada tahun-tahun sebelumnya, pelatihan Paskibraka dilaksanakan dengan sangat keras, kesalahan sedikit langsung dihukum.

Kondisi tersebut membuat mental anak-anak tidak menjadi kuat, tetapi hanya membuat hatinya menjadi keras.

"Memang benar, saat anak-anak kita suruh push up dengan kata-kata keras, dia melaksanakan, tetapi sikapnya menunjukkan perlawanan, bukan kepatuhan dan kesadaran," katanya.

Metode tersebut, kini telah dihilangkan dan diganti dengan metode penerapan kedisiplinan dengan pendekatan kasih sayang, dan akhirnya sangat memuaskan.

Cerita pelatihan Paskibraka, yang penuh cacian sebagaimana sering terdengar, tidak diterapkan dalam pelatihan di SKB Marabahan.

Anak-anak Paskibraka merupakan anak-anak pilihan, yang merupakan aset daerah dan bangsa yang harus selalu dijaga mental dan spiritualnya, jangan sampai kerasnya pelatihan Paskibraka, justru membuat hati meraka menjadi keras.

Selain latihan fisik, Mirwan juga mengajak anak-anak untuk selalu membaca Alquran dan berbagai teori tentang kebangsaan, dengan menghadirkan nara sumber dari berbagai lembaga terkait.

Ya, Mirwan adalah sosok ayah sekaligus pelatih yang sangat dicintai oleh para calon Paskibraka, yang ditunjukkan melalui ketaatan dan kesopanan perilaku anak-anak terhadap setiap tamu yang berkunjung ke lokasi karantina.
 

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019