Ikan kering bulu ayam dikembangkan menjadi oleh-oleh khas Desa Rampa, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Akademisi STIKIP Paris Barantai Kotabaru Syaiful Bahri, Senin, mengatakan ikan bulu ayam merupakan ikan khas yang hidup di perairan Pulau Laut sampai Tanjung Semalantakan.
“Itu salah satu alasan kenapa kita angkat menjadi oleh-oleh khas Desa Rampa,” ujarnya. Selama ini Syaiful aktif melakukan pembinaan terhadap beberapa nelayan di Desa Rampa.
Lebih lanjut ia mengatakan, ikan kering bulu ayam ini merupakan hasil produksi ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok usaha bersama (KUBE) binaan Dinas Perikanan Kabupaten Kotabaru.
Selain mendukung program pemerintah dalam pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM), dijadikannya ikan kering bulu ayam sebagai oleh-oleh khas juga terkait rencana Pemerintah Kabupaten Kotabaru menjadikan Desa Rampa sebagai desa wisata.
“Desa Rampa ini nantinya akan menjadi kampung warna-warni, jadi perlu kita dukung dengan menyiapkan produk oleh-oleh untuk wisatawan yang berkunjung,” kata Syaiful.
Baca juga: Tepat di tengah Nusantara, Kotabaru sangat siap jadi ibukota negara
Guna meningkatkan daya tarik dan memperluas pemasaran, pihaknya merancang kemasan untuk produk ikan kering bulu ayam ini serta mengurus perizinannya.
Dirinya berharap ada kepedulian dari pemerintah daerah maupun dunia usaha untuk ikut membantu pembinaan usaha masyarakat ini.
“Kita ingin produk ini tidak hanya dijual di masyarakat, tapi juga bisa masuk ke minimarket, syukur-syukur sampai ke luar daerah,” tambahnya.
Sementara itu, pengolahan ikan merupakan usaha yang digeluti istri-istri nelayan di Desa Rampa untuk membantu perekonomian keluarga. Pengolahan membuat ikan hasil tangkapan suami mereka lebih baik nilai jualnya, salah satunya ikan kering bulu ayam yang berharga cukup tinggi.
Baca juga: Legislatif perjuangkan status dua desa tertinggal
Salah seorang perajin ikan kering bulu ayam, Raini, mengatakan ikan bulu ayam hanya ada pada musim-musim tertentu. “Oleh sebab musiman jadinya mahal, beberapa bulan baru ada,” katanya.
Dulu saat belum banyak yang mempoduksinya, harga ikan kering bulu ayam mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Sekarang harga jualnya berkisar Rp50 ribu sampai Rp80 ribu per kilogram.
Pembuatan ikan kering bulu ayam tidak menggunakan garam maupun bahan pengawet lainnya. Setelah dibersihkan ikan langsung dijemur. Ikan kering bulu ayam sangat digemari tidak hanya untuk lauk makan tapi juga jadi cemilan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Akademisi STIKIP Paris Barantai Kotabaru Syaiful Bahri, Senin, mengatakan ikan bulu ayam merupakan ikan khas yang hidup di perairan Pulau Laut sampai Tanjung Semalantakan.
“Itu salah satu alasan kenapa kita angkat menjadi oleh-oleh khas Desa Rampa,” ujarnya. Selama ini Syaiful aktif melakukan pembinaan terhadap beberapa nelayan di Desa Rampa.
Lebih lanjut ia mengatakan, ikan kering bulu ayam ini merupakan hasil produksi ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok usaha bersama (KUBE) binaan Dinas Perikanan Kabupaten Kotabaru.
Selain mendukung program pemerintah dalam pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM), dijadikannya ikan kering bulu ayam sebagai oleh-oleh khas juga terkait rencana Pemerintah Kabupaten Kotabaru menjadikan Desa Rampa sebagai desa wisata.
“Desa Rampa ini nantinya akan menjadi kampung warna-warni, jadi perlu kita dukung dengan menyiapkan produk oleh-oleh untuk wisatawan yang berkunjung,” kata Syaiful.
Baca juga: Tepat di tengah Nusantara, Kotabaru sangat siap jadi ibukota negara
Guna meningkatkan daya tarik dan memperluas pemasaran, pihaknya merancang kemasan untuk produk ikan kering bulu ayam ini serta mengurus perizinannya.
Dirinya berharap ada kepedulian dari pemerintah daerah maupun dunia usaha untuk ikut membantu pembinaan usaha masyarakat ini.
“Kita ingin produk ini tidak hanya dijual di masyarakat, tapi juga bisa masuk ke minimarket, syukur-syukur sampai ke luar daerah,” tambahnya.
Sementara itu, pengolahan ikan merupakan usaha yang digeluti istri-istri nelayan di Desa Rampa untuk membantu perekonomian keluarga. Pengolahan membuat ikan hasil tangkapan suami mereka lebih baik nilai jualnya, salah satunya ikan kering bulu ayam yang berharga cukup tinggi.
Baca juga: Legislatif perjuangkan status dua desa tertinggal
Salah seorang perajin ikan kering bulu ayam, Raini, mengatakan ikan bulu ayam hanya ada pada musim-musim tertentu. “Oleh sebab musiman jadinya mahal, beberapa bulan baru ada,” katanya.
Dulu saat belum banyak yang mempoduksinya, harga ikan kering bulu ayam mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Sekarang harga jualnya berkisar Rp50 ribu sampai Rp80 ribu per kilogram.
Pembuatan ikan kering bulu ayam tidak menggunakan garam maupun bahan pengawet lainnya. Setelah dibersihkan ikan langsung dijemur. Ikan kering bulu ayam sangat digemari tidak hanya untuk lauk makan tapi juga jadi cemilan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019